BAB 3

PENGANTAR:

Isi webpages ini dambil dari buku Pastor JOSEPH PRINCE yang berjudul: THE POWER OF RIGHT BELIEVING. 7 KUNCI MENUJU KEBEBASAN DARI KETAKUTAN, RASA BERSALAH, DAN KECANDUAN. Dibuat menjadi Weblog Page untuk memudahkan menggunakannya untuk menjadi berkat. Amin !

Ke Daftar Isi


BAB 3

"YESUS SAYANG PADAKU! AKU TAHU ITU"

Kasih Tuhan bagi Anda adalah Tanpa Syarat

Kuasa untuk Mengatasi Setiap Kegagalan

Diampuni Sepenuhnya dan Tidak Bisa Dibatalkan

Tuhan Membenarkan Orang Durhaka

Yesus Mengasihi Pendosa

Anda Telah Banyak Diampuni

Serahkan Diri Anda kepada Kasih-Nya


BAB 3

"YESUS SAYANG PADAKU! AKU TAHU ITU"

Saya mendengar kisah seorang pendeta dari Oregon yang ditugaskan menyediakan konseling di suatu rumah sakit jiwa negara bagian Amerika Serikat. Tugas perdananya adalah mengunjungi sel yang menampung pasien-pasien penyakit jiwa yang setengah telanjang. Bau busuk kotoran manusia memenuhi ruangan tersebut. Ia tidak bisa berbicara. dengan para pasien, apalagi memberikan konseling kepada mereka satu-satunya respons yang didapatnya adalah rintihan, erangan, dan tertawa kesetanan.

Kemudian Roh Kudus menyuruh sang pendeta duduk di tengah tengah ruangan dan selama satu jam menyanyikan lagu pujian anak anak yang terkenal yaitu, "Yesus sayang padaku! Aku tahu itu, karena Alkitab berkata demikian. Anak-anak kecil adalah milik-Nya. Mereka lemah, tapi Ia kuat." Tidak ada hal yang terjadi pada hari pertama itu, tetapi ia terus berusaha. Selama beberapa pekan ia duduk dan menyanyikan melodi yang sama dengan keyakinan lebih besar: "Ya, Yesus sayang padaku! Ya, Yesus sayang padaku! Ya, Yesus sayang padaku! Alkitab berkata demikian."

Seiring berjalannya waktu, satu per satu pasien mulai bernyanyi bersamanya. Ajaibnya, pada akhir bulan pertama, tiga puluh enam dari pasien yang paling parah dipindahkan dari ruangan ketergantungan tinggi ke ruangan perawatan sendiri. Dalam satu tahun, seluruh pasien dibebaskan dari rumah sakit jiwa kecuali dua orang pasien.

Kata-kata sederhana ini, "Yesus sayang padaku! Aku tahu itu," pertama kali ditulis sebagai puisi oleh Anna Bartlett Warner, seorang penulis Amerika yang lahir tahun 1827 di Long Island, New York. Pada tahun 1862, komposer nyanyian pujian anak-anak yang telah banyak menulis lagu William Batchelder Bradbury menyusun nada yang terkenal saat ini dan menambahkan refrein, "Ya, Yesus sayang padaku!" Popularitas puji-pujian itu menyebar dengan pesat ke seluruh Amerika dan setiap penjuru dunia. Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dengan cepat menjadi salah satu puji-pujian yang digemari dan terkenal sepanjang masa.

Popularitas yang semakin menanjak terletak pada keindahannya dalam mengungkap isi hati Yesus secara ringkas. Puji-pujian tersebut mengisyaratkan seseorang untuk mengenali kasih Yesus yang tetap sama meskipun banyak tantangan, kegagalan, dan kejadian buruk yang dialami seseorang.

Kasih Yesus akan tetap sama meskipun banyak tantangan, kegagalan, dan kekejian yang dialami seseorang.

"Yesus sayang padaku! Aku tahu itu" Bagaimana bisa begitu?

"Karena Alkitab berkata demikian."

Itu sangat sederhana, tapi begitu berkuasa.

Apakah kita merasakannya atau tidak, kasih Yesus yang tak berkesudahan bagi kita terletak dalam kebenaran dan dasar firman-Nya yang kekal. Itu menyatakan bahwa kasih-Nya bagi saya dan Anda mutlak berdasarkan kepada Dia. Pada janji, karya, dan kasih karunia-Nya.

Kasih Tuhan bagi Anda adalah Tanpa Syarat

Percayakah Anda bahwa Tuhan mengasihi Anda saat ini? Terlepas berapa banyak kesalahan yang telah Anda perbuat dalam hidup ini, saya ingin beritahukan kepada Anda dengan yakin bahwa Tuhan mengasihi Anda. Ia mengasihi Anda dengan kasih yang kekal. Sekarang, terlepas dari tantangan yang mungkin Anda hadapi, saya ingin mengajak Anda melihat diri Anda berjalan di bawah langit yang terbuka dan dikelilingi kemurahan yang sebenarnya tidak layak diterima. Harapkanlah hal-hal baik dalam masa depan Anda. Percayalah dalam kasih-Nya kepada Anda. Percayalah dengan segenap hati Anda bahwa Anda adalah biji mata Tuhan dan kesayangan-Nya. Percayalah bahwa Anda sangat diistimewakan, sangat diberkati, dan sangat dikasihi.

Kasih Tuhan bagi Anda adalah tanpa syarat. Kasih-Nya begitu murni, tulus, dan luar biasa. Kasih-Nya tidak didasari pada perbuatan Anda, melainkan karena siapa Anda di hadapan-Nya kekasih hati-Nya. Penekanan dari Perjanjian Lama dan hukum Taurat adalah tentang kasih Anda kepada Tuhan, sedangkan penekanan dari Perjanjian Baru dan kasih karunia adalah tentang kasih Tuhan kepada Anda. Kesimpulan dari hukum Taurat di bawah Perjanjian Lama adalah kita harus mengasihi TUHAN dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan sesuai dengan Ulangan 6:5, baca juga Matius 22:37,40.

Mari kita jujur. Pernahkah Anda berjumpa dengan seseorang yang mengasihi Tuhan seperti itu? Tentu saja tidak pernah. Bahkan Daud sekalipun, yang digambarkan Alkitab sebagai orang yang dikasihi Tuhan, tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya, segenap jiwanya, dan dengan segenap kekuatannya. Itu mustahil dilakukan manusia. Hukum Taurat dirancang untuk menampilkan bahwa kita tidak mampu mengasihi Tuhan dengan sempurna. Mengetahui bahwa manusia tidak mampu memenuhi perintah Tuhan untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan, tahukah Anda yang dilakukan Tuhan? Ia menunjukkan bagaimana hanya Dialah yang dapat mengasihi kita dengan segenap hati-Nya, segenap jiwa-Nya, segenap pikiran-Nya, dan segenap kekuatan-Nya ketika Ia mengutus Putra terkasih-Nya, Yesus Kristus, untuk menebus semua dosa kita dengan darah-Nya. Itulah sebabnya Perjanjian Baru adalah tentang kasih Tuhan bagi Anda dan bukan kasih Anda kepada Dia! Di bawah kasih karunia, Tuhan tidak ingin memfokuskan pikiran Anda kepada, "Apakah aku sungguh mengasihi Tuhan?" Itu bukanlah fokus Perjanjian Baru. Di bawah kasih karunia, Tuhan ingin Anda berfokus pada kasih-Nya untuk Anda. Karena itu, pertanyaan-pertanyaan yang harus Anda ajukan kepada diri sendiri adalah:

"Apakah aku tahu betapa Tuhan mengasihiku saat ini?" "Apakah aku sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan mengasihiku saat ini?"

Anda harus mengingatkan diri sendiri akan kasih Tuhan khususnya ketika Anda baru saja gagal. Percayakah Anda bahwa Ia mengasihi Anda ketika Anda baru saja berbuat salah? Inilah saatnya banyak masalah menghadang. Setelah mengalami kegagalan, inilah saatnya keyakinan Anda terhadap kasih Tuhan diuji. Apakah Anda percaya bahwa kasih-Nya bagi Anda adalah sungguh-sungguh dan tanpa syarat? Ataukah kasih Tuhan yang tanpa syarat menjadi sekadar kata-kata tanpa makna yang tidak nyata bagi Anda? Saya sering melihatnya terjadi. Saya mendengar orang berkata, "Kasih Tuhan adalah tanpa syarat!" Tetapi saat mereka gagal, sekonyong-konyong kasih tanpa syarat yang pernah mereka katakan justru bergantung pada perilakunya. Banyak orang yakin bahwa Tuhan mengasihi mereka saat mereka berbuat benar, tapi berhenti mengasihi mereka saat mereka berbuat salah. Saya akan mematahkan keyakinan yang keliru tersebut dengan kebenaran firman Tuhan!

Sementara kasih kita bagi Tuhan itu labil, kasih-Nya bagi kita tetap sama. Kasih-Nya bagi kita didasari pada siapa diri-Nya dan bukan didasari pada perbuatan kita. Saya menyukai betapa percaya diri dan empatinya Rasul Paulus dalam Roma 8:38-39 ketika berkata bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan yang ada dalam Kristus Yesus. Dalam New International Version, itu berbunyi, "Sebab saya sungguh percaya..."

Sementara kasih kita bagi Tuhan itu labil, kasih-Nya bagi kita tetap sama. Kasih-Nya bagi kita didasari pada siapa diri-Nya dan bukan didasari pada perbuatan kita.

Apakah Anda yakin dan percaya apa yang disampaikan Rasul Paulus bahwa sebagai anak Tuhan, tidak ada dosa-dosa Anda, kegagalan, dan rasa bersalah dapat memisahkan Anda dari kasih Tuhan? Janganlah mengikuti apa yang Anda rasakan, yang Anda pikirkan atau yang diajarkan kepada Anda. Firman Tuhan mengatakan dengan pasti bahwa tidak ada hal yang memisahkan Anda dari kasih-Nya. Tidak ada berarti tidak ada! Kasih-Nya bagi Anda tidak bergantung pada tindakan Anda yang sempurna tanpa noda. Ia mengasihi Anda bahkan saat Anda gagal. Itulah sebabnya dinamakan kasih karunia! Itu adalah kemurahan Tuhan yang tidak berhak didapatkan, tidak layak diterima, dan diperoleh tanpa berusaha. Jika Anda berhak mendapatkan kasih karunia Tuhan, itu bukan kasih karunia lagi.

Kuasa untuk Mengatasi Setiap Kegagalan

Kebenarannya adalah, jika Anda mampu menerima kasih-Nya yang baru setiap kali Anda gagal, Anda akan mempunyai kuasa untuk mengatasi kegagalan dalam hidup ini. Mari kita bayangkan sebuah situasi di mana Anda marah terhadap istri Anda pada suatu kejadian. Dalam frustrasi dan kemarahan, mungkin Anda mengucapkan kata-kata menyakitkan yang seharusnya tidak diungkapkan dan saling mencaci maki. Perang dingin pecah di rumah Anda dan akan-anak Anda berlari mencari perlindungan. Kini Anda merasa sangat bersalah karena memulainya dan hati nurani Anda menyalahkan diri Anda:

Bagaimana kau bisa mengatakan hal demikian kepada istrimu? Orang beriman macam apa kau ini? Alangkah buruknya contoh yang kau berikan kepada anak-anakmu!

Semakin Anda berkubang dalam rasa bersalah, semakin buruk itu bagi Anda dan semakin Anda marah kepada istri Anda—itu adalah kesalahan istri Anda yang menyebabkan Anda merasa buruk dan bersalah. Karena dialah, Anda yakin bahwa Anda kini dikucilkan dari kasih Tuhan. Anda merasa—dengan sangat keliru—bahwa Tuhan marah kepada Anda karena Anda marah kepada istri Anda. Mengapa? Karena ketika Anda mungkin tahu tentang kasih Tuhan yang tanpa syarat dalam pikiran Anda, Anda tidak sungguh percaya dalam hati Anda bahwa kasih-Nya bagi Anda adalah sungguh tanpa syarat.

Sahabat, andai saja Anda mampu melihat kebenaran bahkan dalam kemarahan Anda, Tuhan masih mengasihi Anda dengan sempurna. Andai saja Anda mampu melihat bahwa darah Putra-Nya telah membasuh dosa itu dari hidup Anda. Andai saja Anda mampu melihat fakta bahwa meskipun dalam segala keburukan Anda, Ia masih menganggap Anda benar dalam pandangan-Nya dan memanggil Anda sebagai orang yang dikasihi. Sesungguhnya, jika Anda sungguh tahu bagaimana bebasnya Anda setelah diampuni dan bagaimana Anda dikasihi tanpa syarat, Anda tidak akan terus marah kepada istri Anda dan tetap mempertahankan perang dingin itu. Justru, kebalikannya yang akan terjadi.

Karena Anda menyadari bahwa Anda hidup dari kasih Tuhan yang indah dan pengampunan yang berlimpah meskipun Anda merasa tidak berhak mendapatkannya, Anda akan berusaha untuk berdamai dengan istri Anda. Tidak hanya itu, kemarahan apa pun yang Anda rasakan akan terasa begitu kecil saat Anda membiarkan hati Anda dipeluk oleh keagungan kasih-Nya. Tak ayal firman Tuhan berkata, "Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:25 penekanan ditambahkan). Anda tidak memiliki kuasa untuk mengasihi istri Anda kecuali Anda mengalami dahulu kasih Kristus yang tanpa syarat dalam hidup Anda!

Dengan cara yang sama, Alkitab meminta para istri untuk "tunduk kepada suami Anda seperti kepada Tuhan" (Efesus 5:22 penekanan ditambahkan). Tidakkah Anda menyukai betapa praktisnya Alkitab itu? Kita bisa dengan mudah marah karena hal-hal paling kecil yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga kita sehari-hari. Dan hanya ketika kita percaya dan tunduk kepada kasih Tuhan, kita dapat membiarkan kasih Nya melebur frustrasi kita yang disebabkan oleh percekcokan yang tidak berguna kemudian dimampukan untuk mengasihi, tunduk, dan hidup dengan damai dengan pasangan kita.

Dapatkah Anda lihat? Rintangan-rintangan kita bagaikan setitik air yang jatuh di samudera biru nan luas atau sebutir pasir di gurun yang luas ketika dibandingkan dengan kasih Tuhan. Kasih-Nya menghapus seluruh kemarahan, frustrasi, kekecewaan, dan luka kita. Pengampunan-Nya menutup seluruh dosa, kegagalan, dan kesalahan Anda. Kasih karunia-Nya memberikan kemenangan dan kuasa untuk mengatasi setiap dosa, ikatan, dan kecanduan. Itulah sebabnya memiliki keyakinan yang benar tentang kasih Tuhan yang tanpa syarat bagi Anda sangatlah penting bagi hubungan Anda dengan Dia.

Kasih-Nya menghapus seluruh kemarahan, frustrasi, kekecewaan, dan luka kita. Pengampunan-Nya menutup seluruh dosa, kegagalan, dan kesalahan Anda.

Diampuni Sepenuhnya dan Tidak Bisa Dibatalkan

Sahabat terkasih, Anda diampuni sepenuhnya dan tidak bisa dibatalkan. Karena kasih-Nya kepada Anda, Yesus telah memikul hukuman bagi dosa-dosa Anda. Itulah sebabnya Anda dapat menerima kasih Tuhan yang baru meskipun Anda gagal dan setiap kali Anda gagal. Ia telah mengampuni Anda. Inilah saatnya Anda mengampuni diri sendiri juga! Jangan pernah berpikir bahwa Ia ingin Anda merasa bersalah ketika gagal. Sebenarnya, semakin Anda merasa bersalah, semakin Anda akan mempertahankan dosa itu. Malangnya, ada kelompok religius yang memercayai bahwa ketika orang mengalami kegagalan atau jatuh ke dalam dosa, orang lain harus membuat orang itu merasa sangat bersalah dan menderanya dengan perasaan bersalah serta penghukuman sampai orang itu menyesalinya, dan bertobat dari dosanya.

Namun ajaran ini keliru. Bahkan dalam kenyataannya, semakin orang merasa bersalah dan terhukum, semakin orang itu terus berdosa! Anda tidak perlu mengajarkan orang lain untuk merasa bersalah dan terhukum. Hati nurani mereka sudah menyalahkan mereka ketika mereka gagal. Tetapi inilah kabar baiknya: Tuhan telah menyediakan jawaban untuk hati nurani yang terus menuntut hukuman bagi seluruh pelanggaran kita. Ia mengutus Putra-Nya untuk menebus dosa kita dengan tubuh dan darah-Nya.

Anda dapat menerima kasih Tuhan yang baru meskipun Anda gagal dan setiap saat Anda gagal.

Kini ketika hati nurani Anda menyalahkan diri Anda dan menuntut keadilan saat Anda gagal, sadarilah bahwa Anda telah dibersihkan, dibasuh, dan dibenarkan oleh darah Yesus. Aktifkan iman Anda dan lihatlah bahwa Anda benar di hadapan Tuhan karena darah Yesus Kristus yang mulia. Hati nurani, yang menuntut hukuman setiap kali Anda gagal, telah dilenyapkan oleh darah Anak Domba yang dihukum dan diadili sebagai penggantinya. Setiap saat hati nurani Anda menyalahkan diri Anda, keluarkan dan lambaikan tanda pelunasan pembayaran Anda—salib Yesus! Perhatikan dosa-dosa Anda dibasuh dengan darah Yesus yang mulia. Rasa bersalah dan penghukuman berakhir saat darah Yesus ditumpahkan.

Jadi ketika Anda gagal, jangan berkubang dalam rasa bersalah dan penghukuman. Itu hanya akan menjerumuskan Anda ke jalanan licin menuju kekalahan, depresi, dan kehancuran. Yesus mati di kayu salib tidak untuk membuat orang bersalah semakin bersalah. Ia mati di kayu salib tidak untuk memberi orang sakit lebih banyak penyakit. Ia mati di kayu salib tidak untuk membuat orang yang terhukum semakin terhukum. Pasti tidak! Yesus mengurbankan diri-Nya di atas kayu salib bukan untuk membenarkan mereka yang sempurna dan saleh.

Tuhan Membenarkan Orang Durhaka

Dengan jelas, firman Tuhan mendorong kita untuk berhenti berupaya untuk dibenarkan dan memercayai Dia "yang membenarkan orang durhaka" (Roma 4:5). Pastikan Anda mengerti dengan benar. Siapa yang dibenarkan oleh Tuhan?

Apakah Tuhan mati di kayu salib untuk membenarkan orang saleh atau orang durhaka? Sahabat, Ia datang untuk membenarkan orang durhaka—mereka yang gagal, bersalah, dan berdosa. Apakah Anda pernah gagal? Berbuat salah? Bagus sekali, karena itu berarti bahwa Anda memenuhi syarat untuk pembenaran-Nya! Bukankah kebenaran ini menanamkan pengharapan dan iman ke dalam hati Anda?

Rasa bersalah dan penghukuman berhenti ketika darah Yesus ditumpahkan.

Bergembiralah hari ini karena Anda tahu: kegagalan Anda menyebabkan diri Anda memenuhi syarat untuk menerima kasih, pengampunan, dan pembenaran dari Yesus. Yesus datang bukan untuk menyelamatkan mereka yang sempurna (dalam pandangan mereka sendiri); Ia datang menyelamatkan dan menebus mereka yang tidak sempurna dan durhaka. Dan ketika Anda percaya pada Yesus yang membenarkan orang durhaka, iman Anda "diperhitungkan menjadi kebenaran" (Roma 4:5). Ini berarti bahwa ketika Anda percaya dengan benar, Yesus membuat Anda benar melalui darah-Nya. Sungguh, ini merupakan sebuah dasar kebenaran yang kuat karena tidak bergantung pada perbuatan baik Anda! Betapa luar biasanya Juruselamat yang kita miliki di dalam Kristus! 

Sahabat terkasih, ingatlah hal ini ketika Anda gagal lagi: Yesus mati di kayu salib bukan untuk membuat orang bersalah semakin bersalah. Ia mati untuk membebaskan orang bersalah dari siksaan rasa bersalah, menyembuhkan orang sakit, dan membenarkan orang yang telah disalahkan. Itulah Injil. Dan janganlah kita merasa malu terhadap Injil karena Injil adalah kuasa Tuhan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (baca Roma 1:16)!

Yesus mati untuk membebaskan orang bersalah dari siksaan rasa bersalah, demi menyembuhkan orang sakit, dan membenarkan orang yang telah disalahkan. Itulah Injil.

Yesus Mengasihi Pendosa

Percayakah Anda kepada Tuhan yang membenarkan orang durhaka? Apakah Anda telah mendengar Injil Kasih Karunia yang sejati? Atau apakah Anda mengisi pikiran Anda dengan dugaan manusia berdasarkan pada tradisi dan ide tentang Tuhan yang bukan berasal dari firman Nya? Bacalah Injil. Pemungut cukai yang korup, para perempuan penghibur, nelayan yang suka memburuk-burukkan orang lain, orang lumpuh, orang buta, dan orang sakit yang bertemu dengan kasih Yesus semuanya diampuni, diubah, dibebaskan, dan disembuhkan. Ia tidak pernah membuat satupun dari mereka merasa lebih bersalah, lebih malu, dan lebih tertuduh daripada yang sudah mereka rasakan.

Berikut adalah kisah seorang perempuan dalam Alkitab yang dideskripsikan sebagai "pendosa" (Lukas 7:37). Banyak orang percaya bahwa perempuan itu adalah perempuan penghibur. Ketika ia datang kepada Yesus, yang tengah makan di rumah Simon orang Farisi, Yesus membiarkan perempuan tersebut mendekati dan menyembah Dia dengan buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sang Juruselamat yang pengasih tahu siapa perempuan itu sebenarnya, tapi tidak mengusirnya, mempermalukannya, atau menyalahkannya atas dosa-dosanya. Yesus juga tidak menyuruh perempuan tersebut meluruskan hidupnya sebelum ia berani melangkah ke hadapan-Nya yang kudus.

Yesus di dalam Alkitab memiliki belas kasih bagi perempuan itu dan menyadari betapa perempuan itu merasa sangat bersalah. Saat mendekati Yesus, ia menangis di hadapan-Nya. Dengan penuh kasih, ia membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya. Dengan sopan ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi mahal yang dibawanya. Konon harga minyak wangi itu sama dengan upahnya selama setahun, namun tanpa ragu perempuan itu merelakan minyak wangi itu di kaki Yesus dan menyembah Dia.

Melihat hal ini, orang Farisi menjadi marah. Ia berkata dalam hati, "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa" (baca Lukas 7:39). Orang Farisi itu merasa jijik dengan apa yang disaksikannya di ruang makannya sendiri. (Ironisnya, kini orang Kristen yang taat juga mirip dengan orang Farisi ini.)

Sementara Yesus menyambut si pendosa dan membiarkannya menyembah dan menyentuh kaki-Nya, orang Farisi yang religius ini tidak mempunyai sedikitpun belas kasihan kepada perempuan tersebut yang telah menangis tanpa henti, karena ia begitu kagum atas kasih Yesus dan pengampunan. Rasa malu dan air mata perempuan itu tidak bermakna bagi orang Farisi tersebut. Menurut pendapatnya, perempuan itu harus dihukum. Bahkan jika tergantung padanya, maka Simon orang Farisi itu tentu tidak akan mengizinkan perempuan itu masuk ke dalam rumahnya.

Anda bisa melihat dari kisah Alkitab ini bahwa sikap Yesus justru berlawanan dengan siapa pun atau apa pun yang bersifat religius. Hati Nya dipenuhi dengan kasih dan belas kasihan kepada mereka yang gagal. Ini bukanlah rahasia. Siapa pun yang menjumpai dan mendengar Yesus tahu tentang kasih-Nya. Berita ini menyebar jauh dari Yerusalem ke Galilea, sehingga para pendosa justru mencari Yesus dan tidak menghindari atau berlari dari Dia.

Orang beriman yang telah dibasuh dengan darah Yesus Kristus harus tegas, percaya diri, dan berani berbicara kepada Tuhan tentang kelemahannya.

Tidakkah menyedihkan bahwa saat ini banyak orang beriman yang gagal justru berlari serta bersembunyi dari Tuhan ketika pendosa pada masa Yesus memiliki keberanian untuk mencari Dia demi menemukan pengampunan, pemulihan, penyembuhan, dan kebebasan? Tidakkah Anda merasa ada sesuatu yang keliru di sini? Orang beriman yang telah dibasuh dengan darah Yesus Kristus harus tegas, percaya diri, dan berani berbicara kepada Tuhan tentang kelemahannya sekaligus diingatkan bahwa mereka masih dibenarkan dalam Kristus meskipun mereka telah gagal.

Anda Telah Banyak Diampuni

Mari kita lanjutkan kisah di atas (baca Lukas 7:40-46). Yesus, mengetahui pikiran Simon orang Farisi, bertanya kepadanya: "Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, dan yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan utang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"

Merasa ragu karena sederhananya pertanyaan itu, Simon menjawab, "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan utangnya."

Yesus lalu menjawab, "Betul pendapatmu itu. Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi."

Kini perhatikan baik-baik apa yang selanjutnya dikatakan Yesus: "Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). Apa yang Yesus katakan adalah bahwa mereka yang tahu dan percaya betapa Tuhan sungguh mengasihi dan mengampuni mereka pada akhirnya akan sangat mengasihi Tuhan. Sederhana saja, mereka yang telah banyak diampuni, mereka akan banyak berbuat kasih. Mereka yang sedikit diampuni, mereka akan sedikit berbuat kasih. Itulah sebabnya penekanan Perjanjian Baru bukanlah tentang kasih Anda kepada Tuhan; melainkan tentang kasih Tuhan kepada Anda. Jika Anda tahu betapa berlimpahnya Tuhan mengasihi dan mengampuni Anda dari semua dosa Anda, Anda akan mengasihi Tuhan—mereka yang banyak diampuni, mereka akan banyak berbuat kasih!

Jika Anda tahu betapa berlimpahnya Tuhan mengasihi dan mengampuni Anda dari semua dosa Anda, Anda akan mengasihi Tuhan—mereka yang banyak diampuni, mereka akan banyak berbuat kasih!

Apakah Anda memahami maksud saya? Kasih Anda kepada Tuhan dalam Perjanjian Baru berasal dari hubungan yang tulus dan nyata dengan Dia. Itu bukanlah sikap merendahkan diri yang berasal dari ketakutan terhadap penghukuman atau kewajiban religius. Di bawah kasih karunia, kita mampu mengasihi Tuhan karena Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita. Itulah sebabnya orang yang penuh kasih karunia menjadi orang paling saleh yang pernah Anda jumpai. Mereka tidak menjadi saleh karena takut penghukuman atau karena komitmen mereka terhadap dua loh batu Musa. Kesalehan mereka mengalir karena hubungan kasihnya dengan Yesus! Mereka telah mengalami kasih tanpa syarat-Nya bagi mereka dengan cara yang paling pribadi. Kasih mengubah mereka. Mereka hanya ingin kehidupan yang memuliakan dan menghormati nama Yesus. Apa yang tidak mampu dilakukan hukum Taurat untuk mengubah manusia dari dalam dirinya, Tuhan melakukan dengan mengirimkan Putra-Nya sendiri, Yesus Kristus!

Sahabat, kita semua telah banyak diampuni. Masalahnya adalah, banyak orang tidak tahu dan tidak percaya. Jangan berupaya membenarkan diri Anda. Berhentilah berupaya untuk mengatasi kekurangan, rasa bersalah, kecanduan, dan ikatan Anda. Jadilah serupa dengan perempuan dengan buli-buli pualam berisi minyak wangi. Ketika gagal, Anda tidak boleh berlari dan bersembunyi. Datanglah ke hadapan hadirat-Nya yang penuh kasih. Yesus sudah tahu rasa bersalah dan rasa tertuduh yang Anda alami. Datanglah dengan keberanian dan kepercayaan diri seperti yang dilakukan perempuan ini. Menangislah di hadapan hadirat-Nya dan sembahlah Dia. Tumpahkan semua perasaan hati Anda kepada Dia. Jangan khawatir, Ia takkan pernah menambah kesalahan, rasa bersalah, penghakiman, dan penghukuman kepada Anda. Ia akan menunjukkan tangan-Nya yang berlubang paku dan mengingatkan Anda pada kayu salib. Ia akan berkata kepada Anda, "Dosa-dosamu telah diampuni. Aku telah membayar dosa-dosamu di Golgota. Tinggallah dalam pengampunan dan kasih-Ku kepada kamu."

Saya menerima sepucuk surat dari seorang pria yang sebut saja namanya Patrick, yang berjuang melawan kecanduan seks selama lebih dari sepuluh tahun. Ia sadar itu salah, namun ia tidak mampu lepas dari kecanduan itu meskipun sudah berusaha. Hati nuraninya bergumul mengingatkan dosa-dosanya setiap kali ia mencoba membaca firman Tuhan. Ini meyakinkannya bahwa ia tidak cukup baik bagi Tuhan dan bahwa Tuhan tidak mau menerimanya karena kecanduannya tersebut.

Orang ini hidup dalam keadaan menyiksa diri hari demi hari. Kemudian suatu hari ia membaca salah satu buku tulisan saya, Destined To Reign. Melalui buku itu, ia menemukan dan memercayai karya penebusan Yesus di kayu salib. Patrick berkata, "Saya baru saja memutuskan untuk bersandar pada karya penebusan Yesus, pengampunan-Nya, kemenangan-Nya, kasih karunia-Nya, dan kasih-Nya. Pornografi dan masturbasi kini tidak punya kuasa atas hidup saya. Itu benar-benar mempesona karena saya sudah mencoba lebih dari sepuluh tahun lamanya untuk meraih kemenangan ini dan saya menyadari kebenaran sekaligus bersandar dalam karya penebusan Yesus. Puji Tuhan!"

Saya tidak tahu Anda sedang bergumul dengan rasa bersalah apa sekarang, namun Tuhan mengetahuinya. Anda tidak perlu lagi hidup di bawah bayang-bayang hati nurani Anda, yang menyalahkan Anda setiap Anda gagal. Saksikan darah Yesus membasuh hati Anda, dan bebaskanlah diri Anda dari kungkungan rasa bersalah dan alamilah kemenangan seperti Patrick.

Serahkan Diri Anda kepada Kasih-Nya

Pembaca terkasih, kasih Tuhan bukanlah suatu konsep teologis. Kasih adalah suatu luapan perasaan. Tuhan menciptakan kita serupa dengan Dia, memiliki perasaan, dan salah satu cara terbaik untuk mengalami kasih-Nya adalah dengan menyerahkan diri Anda kepada Tuhan dan menyembah-Nya. Alkitab berkata bahwa "mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya" (Ibrani 10:2). Saat Anda tidak lagi menanggung rasa terhukum, saat Anda percaya bahwa darah-Nya telah membersihkan dosa-dosa Anda, Anda menjadi penyembah yang terpesona oleh kasih-Nya.

Saya menyarankan Anda mengisi hati Anda dengan mazmur, puji-pujian, dan lagu-lagu rohani yang penuh dengan kasih serta kasih karunia Tuhan. Ketika hati Anda penuh dengan Yesus, keyakinan yang salah akan digantikan keyakinan yang benar. Kecanduan-kecanduan yang bersifat merusak akan digantikan kebiasaan baru yang positif. Ketakutan, rasa malu, dan rasa bersalah akan larut dalam kehangatan kasih sempurna-Nya bagi Anda. Kasih-Nya bukanlah latihan intelektual. Kasih-Nya harus dialami.

Pemazmur berkata, "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (Mazmur 34:9). Apakah Anda percaya pada kasih-Nya bagi Anda? Tuhan ingin Anda tidak sekadar tahu tentang kasih-Nya, tetapi juga meyakini dan merasakan kasih-Nya. Kasih-Nya tidak bisa hanya menetap dalam pikiran Anda; itu harus dialami dalam hati Anda.

Terlepas dari banyaknya kesalahan yang telah Anda perbuat, Ia tidak meninggalkan Anda!

Kini, yakinlah dengan segenap hati bahwa Tuhan mengasihi Anda. Ia ada di pihak Anda. Terlepas dari banyaknya kesalahan yang telah Anda perbuat, Ia tidak meninggalkan Anda! Langkah pertama untuk memiliki keyakinan yang benar adalah memercayai kasih-Nya yang tanpa syarat. Letakkan seluruh kekurangan Anda di kaki-Nya. Menangislah dalam hadirat-Nya. Mulailah menyaksikan ketakutan, rasa bersalah, gangguan penyakit, dan gangguan fungsi tubuh akan lenyap ketika Anda menyerahkan diri kepada kasih-Nya dan menyembah-Nya dengan kata-kata sederhana berikut:

Yesus Mengasihiku! Aku tahu itu, 

Karena Alkitab berkata demikian.

Anak-anak kecil adalah milik-Nya. 

Mereka lemah, tapi Ia kuat.

Ya, Yesus mengasihiku!

Ya, Yesus mengasihiku!

Ya, Yesus mengasihiku!

Alkitab berkata demikian.

Comments

Popular posts from this blog

EYW2L&H

THE POWER OF RIGHT BELIEVING

BAGIAN SATU

Datang ke Meja

BAGIAN EMPAT

BAGIAN TIGA

Tak Satu pun yang Lemah, Tak Satu pun yang Sakit

DESTINED TO REIGN WEBLOG

Bukan Rencana Diet Lainnya

BAGIAN ENAM