BAGIAN TUJUH

PENGANTAR:

Isi webpages ini dambil dari buku Pastor JOSEPH PRINCE yang berjudul: THE POWER OF RIGHT BELIEVING. 7 KUNCI MENUJU KEBEBASAN DARI KETAKUTAN, RASA BERSALAH, DAN KECANDUAN. Dibuat menjadi Weblog Page untuk memudahkan menggunakannya untuk menjadi berkat. Amin !

Ke Daftar Isi

BAGIAN TUJUH: BERSANDAR PADA KASIH BAPA
By JOSEPH PRINCE


BAGIAN TUJUH BERSANDAR PADA KASIH BAPA

BAB 19 MENERIMA KASIH BAPA BAGI ANDA

Mengungkap Hati Bapa

Pandanglah Kasih Bapa yang Sempurna

Apa pun yang Pernah Anda Perbuat

Meskipun Anda Memiliki Maksud Tersembunyi

Semuanya tentang Kasih-Nya

Tuhan Tidak Menginginkan Hamba Upahan

Berserulah "Ya Abba, Ya Bapa!"

BAB 20 BERUBAHLAH KARENA KASIH BAPA

Kebenaran adalah Karunia yang Cuma-cuma

Menerima dan Berkuasa

Pola Pikir Anak Sulung

Hubungan Kasih atau Transaksi Bisnis?

Segala Kepunyaan Tuhan adalah Kepunyaan Anda

Kuasa Kasih Bapa yang Mengubahkan

Hidup dalam Kasih Karunia Senantiasa

Anda Sudah Dikasihi dan Sudah Memenuhi Syarat

BAB 21 BERSANDAR PADA KASIH BAPA

Mengetahui Nilai Anda Membawa Perbedaan

Anda Dikasihi dan Berkenan kepada Tuhan

Anda Diterima di dalam Dia yang Dikasihi-Nya

Kasih-Nya Membawa Perubahan

Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadamulah Aku berkenan.

BAGIAN TUJUH BERSANDAR PADA KASIH BAPA

BAB 19 MENERIMA KASIH BAPA BAGI ANDA

Pria itu duduk di serambi depan setiap hari, menatap cakrawala kalau-kalau ada tanda pergerakan manusia. Ia melakukannya dengan setia, bahkan saat hari bergulir menjadi minggu dan minggu bergulir menjadi bulan. Ketika teman-temannya datang membujuknya untuk menyerah dan melupakannya, ia hanya tersenyum dan melambaikan tangannya dan tetap pantang mundur. Sembari memandang bukit bukit di sekitarnya, ia menunggu kedatangan putranya dengan sabar. Saat menunggu, ia terus membayangkan apa yang akan dilakukannya saat bertemu putranya lagi. Dan setiap hari saat ia menatap padang rumput itu dengan bersungguh-sungguh, ia berpikir apakah hari itu adalah hari yang dinanti-nantikannya.

Suatu sore tampak sebuah bayangan seseorang yang muncul dari kejauhan. Mengenali putranya, pria itu bertindak tanpa ragu apa yang telah ia bayangkan ribuan kali dalam pikirannya: ia menarik jubahnya, mengabaikan gengsinya, dan berlari sekuat tenaga menuju putranya. Dirasakannya jantungnya berdetak kencang dan paru parunya kembang kempis ketika kakinya berusaha saling mendahului. Air matanya menetes ketika putranya semakin dekat dalam pandangan.Dan sebelum mereka saling menyapa, pria itu sudah melompat ke depan, memeluk putranya, dan menghujaninya dengan kecupan.

Penerimaan tak diduga-duga dan penuh sukacita dari ayahnya ini membuat pemuda itu kaget. Ia mengira ia tidak akan diakui sebagai anak lagi dan bahkan sudah berlatih kata-kata supaya ayahnya menjadikan dirinya sebagai hamba upahan ayahnya. Pemuda itu tidak tahu bahwa ayahnya telah memiliki rencana baginya. Tanpa menunggu mendengar perkataan putranya, sang ayah memerintahkan hambanya untuk membawa jubah terbaik, mengenakan cincin pada jemari putranya, dan sepatu pada kaki putranya. Pemuda itu mengira dirinya kehilangan hak untuk disebut sebagai putra karena pilihannya yang salah, sehingga menyebabkan rasa malu dan kerugian dalam keluarganya. Namun sang ayah menegaskan bahwa ia tidak seperti itu, bahkan ia mengadakan sebuah pesta untuk merayakan kembalinya sang putra.

Mengungkap Hati Bapa

Kisah yang luar biasa dan mengharukan. Yesus mengisahkan perumpamaan ini, dan saya rasa ini adalah salah satu perumpamaan yang paling indah dalam Alkitab. Ini adalah perumpamaan yang biasa Yesus sampaikan untuk mengungkapkan dengan sesungguhnya hati Bapa surgawi kita yang pengasih dan penuh kemurahan.

Komentator Alkitab menyebut kisah ini sebagai perumpamaan tentang anak yang hilang, namun tokoh sesungguhnya dalam kisah ini bukanlah sang anak, melainkan sang ayah. Inilah kisah tentang seorang ayah dan kasihnya terhadap kedua putranya. Mungkin Anda sudah pernah mendengar perumpamaan ini berkali-kali, tetapi saya ingin Anda membacanya lagi untuk melihat bagaimana perumpamaan ini mengungkapkan keyakinan yang salah terhadap Bapa di surga.

Renungkan ini sejenak: Apakah pandangan Anda tentang Tuhan, khususnya ketika Anda telah berbuat salah? Apakah Anda memandang-Nya sebagai hakim yang berkuasa, jauh, dan tidak berperasaan yang murka setiap Anda bersalah dan seseorang yang harus selalu Anda patuhi perintah-Nya? Atau apakah Anda mengenali-Nya sebagai Ayah Anda, Abba Bapa Anda yang selalu dapat Anda hampiri bahkan ketika Anda gagal?

Saat saya mempelajari firman Tuhan, Tuhan mengungkapkan bahwa banyak orang beriman telah melupakan Bapa surgawinya. Mereka lupa akan kasih, kasih karunia, dan kebaikan Tuhan. Mereka memperlakukan Tuhan bagaikan hakim.

Saat ini banyak orang beriman datang ke hadapan Tuhan dengan ketakutan dan keraguan, mempersembahkan kegagalannya kepada Dia dan cepat-cepat meninggalkan-Nya sebelum mereka mendapat hukuman yang mereka rasa pantas diperoleh. Mereka menganggap Dia hanya sebagai Tuhan yang penuh kekudusan, penghakiman, dan keadilan-wajah-Nya tegas dan keras, tangan-Nya yang besar terlipat karena kecewa. Mereka memandang Tuhan yang mudah tidak puas, cepat murka, dan senantiasa kecewa terhadap mereka, dan selalu menunggu untuk ditenangkan.

Keyakinan yang keliru tentang siapa Tuhan sesungguhnya menyebabkan orang merasa takut, bersalah, depresi, dan gelisah. Dan itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk melihat hati Bapa yang diungkapkan oleh Yesus dalam perumpamaan ini.

Keyakinan yang keliru tentang siapa Tuhan sesungguhnya menyebabkan orang merasa takut, bersalah, depresi, dan gelisah.

Belum lama berselang, Lydia, seorang perempuan dari Afrika Selatan menulis kepada saya. Saya percaya bahwa banyak dari Anda mampu mengidentifikasi apa yang ia ceritakan tentang pergumulannya dengan Tuhan sebagai Bapanya:

Pendeta Prince yang terkasih,

Saya dibesarkan dengan rasa percaya diri yang rendah, dianggap sebagai anak yang sulit diatur. Kelahiran saya tidak  direncanakan, dan orang tua saya sudah mempunyai seorang anak perempuan, jadi mereka ingin anak laki-laki. Mereka kecewa ketika saya lahir sebagai perempuan dan bahkan berpikir memberikan saya kepada keluarga dari ayah saya yang tidak mempunyai anak.

Ayah saya berasal dari keluarga yang dingin dan keras, dan ia pun mudah marah, jadi saya bertumbuh dengan merasa takut kepadanya dan selalu berhati-hati di dekatnya. Ibu saya juga dibesarkan dalam keluarga yang tidak pernah memberikan kasih kepadanya. Kedua orang tua saya adalah perfeksionis dan sangat rapi. Di atas semua itu, mereka membesarkan kami dengan disiplin militer dan tanpa belas kasih. Kalau saya terluka, itu adalah kesalahan saya sendiri saya yang menyebabkannya.

Jadi, saya tidak pernah memandang Tuhan sebagai Bapa. Tuhan tampak tidak dapat tersentuh dan duduk dengan petir dan siap menyambar saya ketika saya tidak baik, tidak berdoa, atau tidak patuh. Saya memiliki kesan bahwa Tuhan hanya senang kepada saya ketika saya mematuhi hukum Taurat. Karena saya juga adalah seorang perfeksionis, maka saya merasa saya tidak pernah memenuhi harapan-Nya dan saya selalu merasa dihukum.

Sejak saya menemukan bahan-bahan pelajaran Anda. selubung dalam hidup saya telah dikoyakkan. Untuk pertama kalinya, saya bebas. Saya tidak lagi berjalan di bawah beban penghukuman yang berat. Saya belajar bahwa Tuhan mengasihi kita dan kini saya dapat menjalin hubungan penuh kasih dengan Bapa surgawi dan Yesus.

Saya telah mengalami kemenangan atas ketakutan dan dosa yang membelenggu saya selama bertahun-tahun bukan karena saya mencoba untuk taat, tetapi dengan belajar bahwa dosa-dosa saya telah diampuni di kayu salib. Dan tidak, saya tidak berdosa lagi. Saya justru banyak mengalami kemenangan dan lebih sedikit berbuat dosa dan saya bersyukur atas semua perbuatan Kristus di kayu salib.

Apakah Anda merasakan hal yang sama tentang Tuhan seperti yang Lydia rasakan?

Apakah Anda merasakan seolah-olah tidak pernah bisa berbuat cukup baik, tidak pernah cukup taat kepada Tuhan supaya Tuhan akan mengasihi dan menerima Anda?

Apakah Anda merasa Anda bagaikan hidup di bawah penghukuman yang kekal?

Mungkin Anda tidak bisa memandang Tuhan sebagai Bapa yang pengasih karena Anda tidak pernah mengalami kasih dari ayah Anda di dunia atau karena ayah Anda sudah melukai Anda.

Sahabat, sembari kita mempelajari firman Tuhan bersama-sama, saya berdoa agar Anda akan mengalami kasih Bapa surgawi secara supernatural secara mendalam dan pribadi. Saya berdoa agar pengalaman ini akan menyembuhkan, memperbarui, memulihkan, dan mengubah Anda secara spektakuler karena kasih-Nya bagi Anda juga sangat spektakuler.

Pandanglah Kasih Bapa yang Sempurna

Ada kekosongan dalam hati kita yang hanya bisa diisi dengan kasih Bapa. Jadi berhentilah mencoba menemukan kasih dan persetujuan di tempat-tempat yang salah sehingga Anda terjebak dalam berbagai ketakutan, kegelisahan, dan kecanduan. Saya percaya bahwa jika Anda mengizinkan Bapa hadir di dalam hati Anda saat ini dan mengisi Anda dengan kasih-Nya, Anda akan menemukan sukacita, rasa percaya, kepuasan, dan kebebasan yang Anda cari dalam hidup ini.

Izinkanlah Bapa hadir di dalam hati Anda saat ini dan mengisi Anda dengan kasih-Nya.

Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 4:18-19 berkata bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita.

Hari ini, di bawah Perjanjian Baru Kasih Karunia-Nya yang luar biasa, Bapa kita di surga tidak berusaha untuk terus menghakimi Anda atas setiap kesalahan Anda karena Ia sudah menghakimi setiap kegagalan, kesalahan, dan dosa dalam tubuh Putra-Nya, Yesus Kristus. Nama yang dipakai oleh Yesus dalam Perjanjian Baru Kasih Karunia adalah "Bapa". Hari ini Tuhan yang adalah Bapa yang penuh kasih ingin menjangkau Anda.

Apakah Anda mengenal hati-Nya yang penuh kasih kepada Anda?

Tahukah Anda bahwa adalah ide Tuhan untuk mengirim Yesus bagi Anda untuk dihukum di kayu salib?

Bacalah ayat paling terkenal dalam Alkitab dan renungkanlah Yohanes 3:16-17 sehingga Anda dapat memandang hati Tuhan bagi Anda bahwa kasih Tuhan begitu besar bagi Anda, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya Anda yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Tuhan mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi Anda, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Ketahuilah dengan yakin bahwa Bapa mengasihi Anda dan menganugerahkan Putra-Nya untuk menyelamatkan Anda.

Pahamilah bahwa kita tidak meremehkan karya Yesus di kayu salib ketika kita berbicara tentang Bapa dan kasih-Nya bagi Anda. Kebenarannya adalah Yesus datang untuk menyatakan kasih Bapa untuk Anda. Tuhan sangat mengasihi Anda sehingga Ia menganugerahkan Putra satu-satu-Nya yang terkasih untuk menanggung hukuman atas dosa dan membasuh semua dosa Anda di kayu salib.

Tahukah Anda bahwa Tuhan sangat mengasihi Yesus? Yesus merupakan Putra terkasih Tuhan, biji mata Tuhan. Kini, kalau Bapa di surga tidak menahan Putra terkasih-Nya, Yesus Kristus, dan justru mengorbankan Dia untuk Anda, menurut Anda, betapa besarnya kasih Nya bagi Anda? Anda tidak bisa memahami intensitas serta besarnya kasih Bapa kepada Anda sampai Anda menyadari betapa Bapa mengasihi Yesus—karena Ia menganugerahkan Yesus untuk menebus Anda.

Saya harap Anda mulai mengalami dan memandang diri Anda sendiri betapa Bapa mengasihi dan menghargai Anda! Jangan takut kepada Tuhan—pandanglah kasih Bapa yang dinyatakan melalui kayu salib di Golgota.

Tuhan sebagai Bapa pengasih ingin meraih Anda. Pandanglah kasih Bapa yang dinyatakan melalui kayu salib di Golgota.

Apa pun yang Pernah Anda Perbuat

Tetapi Pendeta Prince, Anda tidak memahami masa lalu saya dan semua kesalahan yang pernah saya perbuat.

Anda benar. Saya memang tidak tahu.

Tetapi Bapa Anda di surga pasti mengetahuinya, dan Ia yang mengenal Anda dengan sempurna, mengasihi Anda dengan sempurna.

Pada awal perumpamaan tentang anak yang hilang, putra yang bungsu datang kepada ayahnya dan menuntut bagian harta warisan. Dalam budaya Yahudi, pemuda ini bagaikan mengatakan pada ayahnya untuk "mati saja". Sesungguhnya ia berkata, "Berikanlah bagian harta warisan sekarang. Aku tidak sabar menunggu Ayah meninggal." Itu adalah tamparan keras di wajah ayahnya. Pemuda itu benar-benar menghina dan merendahkan ayahnya ketika ia menyampaikan permintaan yang kurang ajar itu.

Kita harus memahaminya karena jika kita tidak mengerti seberapa jauh pemuda ini menolak ayahnya dan memilih jalannya sendiri, kita tidak bisa menghargai betapa besarnya kasih dan kasih karunia ayah itu ketika ia menerima kembali anak bungsu itu sebagai putranya. Dengan cara yang sama saat ini, kalau kita tidak menyadari betapa kita telah menolak Bapa melalui dosa-dosa kita, kita tidak bisa sepenuhnya memahami, menghargai, dan merespons kasih karunia yang dianugerahkan-Nya dalam mengampuni kita. Mereka yang merasa bahwa mereka hanya sedikit berdosa dan sedikit diampuni, sedikit pula mereka berbuat kasih. Namun mereka yang tahu bahwa mereka telah banyak diampuni, mereka akan banyak berbuat kasih (baca Lukas 7:47). Ingatlah siapa yang mengisahkan perumpamaan ini Sang Penebus kita Yesus, dan Ia sangat memahami apa arti hati Bapa yang penuh kasih.

Kembali ke kisah tadi, memenuhi permintaan putra bungsunya, sang ayah membagi hartanya kepada kedua putranya sesuai hak mereka. Kita tahu bahwa putra bungsu itu menghabiskan seluruh warisannya dengan hidup berfoya-foya dan saat bencana kelaparan terjadi di tanah itu, ia menjadi melarat dan bekerja menjaga babi di ladang.

Alkitab mencatat bahwa ia begitu kelaparan, sehingga ia ingin makan ampas yang menjadi makanan babi itu. Marilah kita simak apa yang dikatakannya saat ia sangat menderita: "Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa" (Lukas 15:17-19).

Meskipun Anda Memiliki Maksud Tersembunyi

Perkenankan saya bertanya. Berdasarkan apa yang baru saja Anda baca, apakah kasih putra bungsu terhadap ayahnya yang membuatnya pulang kembali?

Apakah Anda menganggap pemuda itu benar-benar merasa sedih dan berdosa? Atau apakah ia benar-benar menyadari bahwa dirinya telah membuat sedih hati ayahnya?

Saya rasa tidak! Pemuda itu didorong oleh rasa laparnya. Ia ingin pulang karena teringat bahwa bahkan pelayan rumah ayahnya memiliki lebih banyak makanan daripada dirinya! Perkataan yang ia rencanakan untuk diungkapkan kepada ayahnya—"Aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa"—adalah perkataan yang ia rasa lebih dramatis, lebih bersifat religius agar ia diperbolehkan pulang ke rumah. Saya dan Anda sadar bahwa pemuda itu tidak benar-benar menyesal. Yang kita dengar adalah rasa laparnya yang berbicara, bukan hatinya. Jadi bukan pertobatan yang mendorongnya pulang. Rasa lapar dan mungkin sedikit rasa angkuh bahwa dirinya paling tidak berhak mendapat apa yang diperoleh hamba upahan ayahnya.

Ketika saya bertumbuh, saya mendengar orang-orang mengajarkan tentang bagaimana putra bungsu ini menyesal dan pulang kepada ayahnya. Sebenarnya tidak ada pertobatan dalam hal ini. Pemuda ini pulang ke rumah karena kelaparan. Bahkan, ia siap mengucapkan per kataan seperti: "Aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa," dengan maksud untuk mengisi perutnya karena ia telah berpikir bahwa "banyak orang upahan ayahnya yang berlimpah-limpah makanannya".

Ia tidak pernah mengungkapkan rasa kasih kepada ayahnya atau berkata bahwa ia merindukan kasih dan kehadiran ayahnya. Hal ini penting untuk kita ketahui karena Tuhan ingin kita tahu bahwa meskipun motivasi kita salah, meskipun kita memiliki maksud tersembunyi (biasanya memikirkan diri sendiri) dan motivasi kita tidaklah murni, Tuhan masih menyambut kita di masa-masa kesulitan kita, sama seperti sang ayah berlari menyambut pemuda itu dan memberikan kemurahan yang tidak layak diterima.

Oh, betapa dalamnya kasih dan kasih karunia-Nya kepada kita! Ini bukanlah tentang kasih kita kepada Tuhan, namun senantiasa tentang kasih-Nya yang luar biasa kepada kita. Alkitab dalam 1 Yohanes 4:10 menjelaskan bahwa bukan kita yang telah mengasihi Tuhan, tetapi Tuhan yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Tokoh pahlawan dalam perumpamaan ini adalah sang ayah. Ini adalah tentang kasih sang ayah yang sempurna kepada putranya yang tidak sempurna.

Ini bukanlah tentang kasih kita kepada Tuhan, namun senantiasa tentang kasih-Nya yang luar biasa kepada kita.

Beberapa orang mengira bahwa persekutuannya dengan Tuhan hanya dapat dipulihkan ketika Anda sungguh menyesali dosa-dosa Anda serta mengakui seluruh dosa Anda. Mereka berpikir bahwa Anda harus meminta maaf kepada Tuhan sebelum Ia berkenan. Mohon dipahami bahwa saya tidak melarang mengatakan "maaf" kepada Tuhan atau mengakui dosa-dosa kita. Yang ingin saya katakan adalah bahwa perbuatan kita tidak sepenting yang kita pikirkan. Sang ayah adalah inisiator. Sebelum sang anak berpikir untuk pulang ke rumah, sang ayah telah terlebih dahulu merindukannya, menantikannya, dan sudah mengampuninya. Sebelum sang putra mengucapkan sepatah kata untuk meminta maaf, sang ayah telah berlari ke arahnya, memeluknya, dan menyambutnya.

Semuanya tentang Kasih-Nya

Kita bukanlah tokoh pahlawan dalam kisah ini. Kisah ini bukanlah tentang permintaan maaf, pertobatan, tindakan, kasih, pengakuan, atau kepatuhan kita kepada Tuhan. Di dalam dan di luar diri kita sendiri, tindakan kita bahkan tindakan kita yang terbaik—mengandung motif-motif yang tidak sempurna dan tidak murni. Bagi mereka yang percaya bahwa seseorang harus meminta maaf sebelum persekutuannya dengan Tuhan dipulihkan, perumpamaan ini akan mengguncang keyakinan mereka.

Bacalah sendiri perumpamaan dalam Lukas 15:11-32. Perhatikan bagaimana sang putra bungsu tidak pernah menyelesaikan perkataannya yang telah ia susun sebelumnya. Ia sudah mencoba tetapi kemudian terbawa suasana oleh respons sukacita ayahnya. Meskipun maksud atau motivasinya tidak tulus, sang ayah tetap memberikan kemurahan yang sebenarnya tidak layak diterima.

Ini semua tentang hati Tuhan yang penuh kasih karunia, pengampunan, dan kasih. Bapa menyerap seluruh ketidaksempurnaan kita, dan pertobatan sejati muncul karena kebaikan-Nya. Bapa kita adalah sang pahlawan—bukan kita. Marilah kita menyadari bahwa semua ini adalah tentang Dia dan bukan tentang kita!

Pertobatan sejati muncul karena kebaikan-Nya.

Apakah saya mengatakan "maaf" kepada Tuhan serta mengakui dosa-dosa saya ketika saya mengalami kegagalan? Tentu demikian. Namun saya melakukannya bukan agar saya diampuni karena saya tahu bahwa sudah diampuni melalui karya paripurna Yesus. Pengakuan saya itu berasal dari hati saya karena saya sudah mengalami kebaikan dan kasih karunia-Nya dan karena saya tahu bahwa sebagai putra-Nya saya selamanya dibenarkan melalui darah Yesus. Itu muncul karena saya sadar akan kebenaran, bukan sadar akan dosa; dari sadar akan pengampunan, bukan sadar akan penghakiman. Ada suatu perbedaan besar.

Anda tahu, seseorang dapat bersikeras akan pentingnya mengatakan "maaf" sebelum kita diampuni. Namun kita semua tahu bahwa kita bisa mengatakan "maaf" hanya di mulut, namun dalam hati kita tidak ada pertobatan. Ini bagaikan anak kecil di sekolah yang bersama dengan temannya karena perilakunya yang buruk harus menemui kepala sekolah. Saat disuruh duduk, ia duduk tetapi ia berbisik kepada temannya, "Di dalam hatiku, aku berdiri!" Ini seperti kisah Yudas yang mengkhianati Yesus. Alkitab mencatat bahwa ia "menyesal... berkata, Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah... Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci" (Matius 27:3-5). Namun sesungguhnya tidak ada pertobatan yang sejati karena itu hanyalah ucapan mulut belaka. Kita mengetahui hal ini karena kata "menyesali" di sini adalah kata Yunani metamelomai, yang sebenarnya berarti keinginan seseorang untuk membatalkan sesuatu yang telah ia perbuat, tetapi tidak disertai dengan perubahan yang sesungguhnya di dalam hati.

Itulah sebabnya kita tidak tertarik dengan penampilan luar. Marilah kita masuk ke dalam inti hubungan kita dengan Tuhan dan sungguh mengalami kasih-Nya ketika kita mengalami kegagalan. Kalau Anda memahami ini, Anda akan mulai mengalami dimensi baru dalam perjalanan kasih Anda bersama Bapa. Anda akan menyadari bahwa Tuhan yang adalah Bapa Anda sangat mementingkan sebuah hubungan dan bukan protokol religius. Ia senang berada bersama Anda. Di bawah kasih karunia, Ia tidak menuntut kesempurnaan dari Anda; Ia justru menganugerahkan kesempurnaan untuk Anda melalui karya Putra-Nya yang paripurna, Yesus Kristus. Jadi betapapun banyaknya kesalahan yang Anda telah perbuat, jangan takut kepada-Nya. Ia mengasihi Anda. Bapa Anda berlari ke arah Anda untuk memeluk Anda!

Tuhan yang adalah Bapa Anda sangat mementingkan sebuah hubungan dan bukan protokol religius.

Tuhan Tidak Menginginkan Hamba Upahan

Keyakinan yang salah dari putra bungsu adalah ia ingin kembali dan memperoleh haknya sebagai hamba upahan. Ia tidak ingin menerima pemberian ayahnya melalui kasih karunia atau kemurahan yang tidak layak diterima. Dalam keangkuhannya sendiri, ia ingin bekerja sebagai hamba upahan dan mendapat makanan dalam rumah ayahnya bersama dengan seluruh hamba upahan lainnya. Tentu saja, ayahnya tidak berkenan.

Anda tidak pantas mendapatkan kemurahan hati dan berkat Tuhan dengan upaya Anda sendiri. Kemurahan hati dan berkat Tuhan hanya dapat Anda terima sebagai karunia melalui kasih karunia-Nya. Ia tidak ingin Anda menjadi hamba upahan-Nya. Identitas Anda adalah sebagai anak-anak Tuhan. Ia memiliki pasukan malaikat surga sebagai hamba-hamba-Nya. Yang diinginkan Tuhan dari Anda adalah suatu hubungan. Alih-alih takut kepada Tuhan dan berpikir bahwa Anda harus sangat berhati-hati di hadapan-Nya, Ia ingin Anda datang dengan berani ke dalam hadapan hadirat-Nya.

Identitas Anda adalah anak-anak Tuhan. Yang diinginkan Tuhan dari Anda adalah hubungan.

Bapa Anda ingin Anda tahu bahwa sebagi putra-putri terkasih-Nya yang dibasuh dengan darah Yesus, Anda dapat menghampiri takhta kasih karunia" kapan pun untuk menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Ibrani 4:16). Bagi Anak-anak Tuhan di dalam Perjanjian Baru, kita bukanlah menghadapi takhta penghakiman; namun takhta kasih karunia.

Apakah Anda percaya kepada kasih karunia-Nya?

Apakah percaya bahwa darah Yesus telah membasuh seluruh dosa Anda?

Apakah Anda percaya bahwa Bapa Anda di surga mengasihi Anda?

Maka datanglah ke hadapan Tuhan kapan pun anda gagal. Datanglah sebagaimana adanya untuk menerima rahgmat dan menemukan kasih karunia. Ia telah berjanji dalam firman-Nya bahwa Ia akan membantu Anda dalam masa-masa sulit Anda. Apakah kebutuhan Anda saat ini? Bicaralah kepada Bapa tentang ini. Pergumulan, ketakutan, dan kecanduan apa yang membelenggu Anda saat ini? Letakkan semuanya di hadapan Bapa surgawi dan biarkan Dia membantu Anda.

Sahabat, Anda bukan lagi menjadi hamba dosa , Anda adalah putra-putri Tuhan. Firman Tuhan dalan Roma 8:15 mengatakan bahwa Anda telah menerima Roh yang menjadikan Anda anak Tuhan. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Baapa!” Kata “yang menjadikan anda anak Tuhan" lebih tepat lagi diterjemahkan sebagai "keadaan sebagai anak". Melalui Yesus, Anda telah menerima Roh yang menjadikan Anda anak Tuhan sehingga Anda berseru, "Ya Abba, ya Bapa." Apakah Anda memperhatikan bahwa Roh Kudus tidak menerjemahkan kata "Abba" ke dalam bahasa Inggris? Kata Bahasa Aram yang asli, Abba, tetap digunakan. Mengapa? Karena bagi orang Yahudi, Abba adalah kata sapaan yang paling mendalam untuk ayah.

Berserulah "Ya Abba, Ya Bapa!"

Saya senang ketika berada di Israel, saya mendengar anak-anak kecil berlarian di tempat bermain sambil berseru, "Abba! Abba!" kemudian melompat ke dalam pelukan ayahnya. Gambaran yang sangat indah. Di dalam pelukan Abba, seorang anak berada pada keadaan yang paling aman, terlindungi, dan dikasihi. Tak seorang pun musuh mampu merebut anak dari pelukan erat Abba-nya. Itulah gambaran yang Tuhan ingin Anda miliki ketika kita berdoa kepada-Nya dan menyebut-Nya "Abba". Tentu saja, Anda dapat menyebutnya "Ayah" atau "Papa", atau kata lainnya yang membantu Anda melihat Tuhan sebagai Bapa yang hangat, pengasih, dan peduli.

Kalau Anda tidak memandang Tuhan sebagai Abba Bapa, Anda akan terus memiliki "roh perbudakan yang membuat Anda menjadi takut lagi" (Roma 8:15). Roh perbudakan ini mengacu kepada Perjanjian Lama yaitu takut akan Tuhan. Itu merupakan ketakutan terhadap penghakiman dan hukuman yang membawa Anda menuju perhambaan dan membuat Anda takut akan Tuhan. Namun Tuhan tidak ingin Anda takut kepada-Nya. Ia ingin Anda memiliki Roh yang menjadikan Anda anak Tuhan. Banyak orang beriman hidup dengan roh yatim yang tidak mengenal Bapa. Jika Anda terperangkap dalam berbagai macam ketakutan, rasa bersalah, dan kekhawatiran saat ini, yang Anda perlukan adalah kasih Bapa bagi Anda!

Jika Anda terperangkap dalam berbagai macam ketakutan, rasa bersalah, dan kekhawatiran saat ini, yang Anda perlukan adalah kasih Bapa bagi Anda!

Sesuatu yang luar biasa terjadi dalam roh Anda ketika Anda melihat Tuhan sebagai Bapa Anda. Kalau putri saya Jessica mengalami mimpi buruk, ia hanya perlu berseru, "Ayah!" dan ayah ada di sana! Dan kalau ada monster di kolong tempat tidurnya, ayah akan menghancurkan monster itu berkeping-keping! Jessica tidak perlu berseru, "Ayah yang tinggal di sebelah kamarku, kumohon Ayah datang kepadaku pada saat yang berbahaya ini, semoga Ayah menyelamatkanku dari mimpi buruk ini!" Jessica hanya perlu berseru, "Ayah!" dan saya ada di sana.

Sama halnya dalam saat-saat kelemahan, Anda tidak perlu mendekati Tuhan dengan doa-doa yang sempurna. Anda hanya perlu berseru, "Ayah!" dan Bapa surgawi Anda berlari ke arah Anda! Anda tidak datang di hadapan hakim. Anda datang di hadapan Bapa Anda, Tuhan, yang memeluk dan mengasihi Anda seperti apa adanya.

Luangkan waktu untuk datang kepada Abba Bapa saat ini. Yakinlah bahwa Ia mengasihi Anda tanpa syarat. Pandanglah Dia menyambut Anda dengan senyum mengembang di wajah-Nya dan dengan lengan terentang. Berlarilah ke dalam pelukan-Nya, rasakanlah kasih-Nya yang sempurna bagi Anda, dan biarkanlah kasih-Nya melelehkan setiap kekhawatiran, ketakutan, dan kegelisahan. Ketika Anda percaya dan menerima kasih Bapa untuk Anda, hati Anda akan dipenuhi dengan damai sejahtera dan kekuatan yang tak tergoyahkan!

Ketika Anda percaya dan menerima kasih Bapa untuk Anda, hati Anda akan dipenuhi dengan damai sejahtera dan kekuatan yang tak tergoyahkan!

BAB 20 BERUBAHLAH KARENA KASIH BAPA

Ketika saya mengkhotbahkan serangkaian khotbah tentang kasih Bapa di gereja saya, seorang pemuda bersama beberapa orang, maju ke depan setelah kebaktian selesai untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tak ayal saya memperhatikan luka parut dan keropeng darah kering di wajah pemuda itu. Saya berpikir mungkin ia menderita kondisi medis tertentu, sehingga saya berkata kepada pendeta urusan kepemudaan untuk berbicara dengannya di ruang tunggu pengunjung setelah selesai ibadah.

Di ruang tunggu, pemuda ini melepas jaketnya dan tubuhnya yang penuh tato terlihat. Ia bercerita bahwa wajahnya tergores karena ia sering terlibat dalam perkelahian antargeng sehingga ia keluar masuk penjara berkali-kali. Ia menatap pendeta itu kemudian bertanya dengan muram, "Bisakah Tuhan mengampuni seluruh kesalahan saya?"

Pendeta yang mengurus masalah kepemudaan menegaskan, "Saat Anda datang ke depan untuk menerima Yesus di dalam hidup Anda, Bapa Anda di surga mengampuni seluruh kesalahan Anda dan membuat Anda sebagai putra-Nya. Sekarang, inilah Anda—putra-Nya yang terkasih."

Kemudian hari itu pendeta tersebut menerima SMS dari pemuda tadi yang mengungkapkan apa yang dirasakannya setelah ia pulang dari gereja: "Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Anda. Kini saya mengalami damai sejahtera di dalam hati yang belum pernah saya rasakan."

Sahabat, inilah yang terjadi saat beban dosa, rasa bersalah, dan penghukuman diangkat dari pundak Anda dan dipindahkan kepada Yesus. Ketika Anda membuka hati kepada kasih Bapa yang tanpa syarat, Anda akan mengalami sukacita yang melampaui segala pengertian.

Kebenaran adalah Karunia yang Cuma-cuma

Terlepas dari berapa banyak Anda pernah gagal, berapa banyak kesalahan yang pernah Anda perbuat, dan betapa mengerikannya dosa-dosa yang pernah Anda perbuat, kuasa penyucian dan darah Juruselamat kita, Yesus Kristus, lebih besar daripada semuanya itu. Tuhan membuat janji ini dalam firman-Nya: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan men jadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18). Itulah kuasa salib dalam hidup Anda. Saat Anda percaya kepada Kristus, seluruh dosa Anda dibasuh sekali untuk selamanya dan Anda dibuat putih seperti salju. Pernahkah Anda melihat bagaimana salju tampak mempesona saat disinari matahari? Itulah cara Bapa Anda di surga memandang Anda sekarang, mengenakan jubah kebenaran yang berkilauan.

Tapi Pendeta Prince, apa yang telah saya perbuat sehingga saya berhak mendapat jubah kebenaran ini? 

Nah, Anda telah membaca perumpamaan tentang anak yang hilang. Izinkan saya bertanya kepada Anda: Apakah yang putra bungsu lakukan sehingga ia berhak mendapat pelukan sang ayah? Apa yang ia lakukan sehingga ia berhak mendapat jubah terbaik yang ayahnya perintahkan untuk dikenakan kepadanya?

Sama sekali tidak ada.

"Jubah terbaik adalah gambaran jubah kebenaran yang dianugerahkan Bapa surgawi kepada Anda ketika Anda menerima Yesus. Jubah kebenaran ini adalah karunia yang cuma-cuma. Anda tidak bisa mendapatkannya, mengusahakannya, atau pantas memperolehnya. Itulah sebabnya semua yang kita dengar tentang perbuatan sang ayah dalam menyambut putranya adalah gambaran kasih karunia Bapa surgawi yang luar biasa dan tanpa syarat.

Peran kita hanyalah percaya pada kebaikan-Nya dan menerima dengan segenap hati kasih karunia-Nya yang berlimpah serta karunia kebenaran-Nya agar kita dapat menang dalam menghadapi setiap pergumulan dalam hidup ini.

Menerima dan Berkuasa

Sesungguhnya, tiada cara lain untuk menang dalam hidup ini selain dengan percaya dan menerima. Karena penerimaan, kasih karunia, dan karunia kebenaran Bapa tidak dapat diusahakan, satu-satunya cara untuk mendapatkan semuanya itu adalah dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan berkata, "Bapa Tuhan yang terkasih, aku tahu bahwa aku tidak berbuat apa pun sehingga aku layak menerima kasih dan berkat-Mu dalam hidup ini. Terima kasih untuk kasih karunia yang sebenarnya tidak layak aku terima. Dengan rendah hati aku menerima kasih karunia-Mu yang berlimpah dan karunia kebenaran-Mu."

Tiada cara lain untuk menang dalam hidup ini selain percaya dan menerima.

Mana yang menurut Anda lebih membutuhkan kerendahan hati berusaha dan memperoleh kebenaran Anda atau menerima kebenaran itu sebagai karunia Tuhan? Saya sampaikan bahwa orang beriman yang mencoba memperoleh dukungan, penerimaan, dan berkat Tuhan melalui pelayanan, doa, dan perbuatan baiknya, pada akhirnya akan jatuh ke dalam kesombangan.

Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, sang putra bungsu ingin pulang dan berkata kepada ayahnya, "Jadikanlah aku sebagai salah seorang hamba upahan bapa." Meskipun ia sudah sangat melarat, ia masih tetap angkuh dan merasa layak memperoleh nafkah sebagai hamba upahan daripada merendahkan dirinya di hadapan sang ayah. Tentu saja kita tahu meskipun putra bungsu itu percaya dengan keliru dan masih terperangkap dalam sikap memikirkan diri sendiri, ayahnya memberikan kasih karunia yang berlimpah sekaligus karunia kebenaran lalu menerima anaknya itu dengan perayaan besar.

Pola Pikir Anak Sulung

Tentang anak sulung dalam perumpamaan di atas, ia sangat marah ketika mendengar bahwa ayahnya mengadakan pesta merayakan kembalinya sang adik yang tidak tahu malu. Keangkuhan menguasai diri anak sulung itu, sehingga ia tidak mau masuk ke dalam rumah karena ia merasa bahwa adiknya tidak melakukan apa pun sehingga ia berhak menerima kehormatan semacam itu.

Anak sulung itu berkata kepada ayahnya, "Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia" (Lukas 15:29-30, penekanan ditambahkan).

Perhatikan bahwa anak sulung tersebut terperangkap dalam apa yang telah ia perbuat sehingga ia "berhak mendapatkan" anak lembu tambun yang disembelih untuk adiknya. Responsnya juga mengungkapkan apa yang diyakininya tentang ayahnya. Ia menganggap ayahnya seolah-olah seorang tuan yang keras. Alih-alih menikmati kedudukannya sebagai anak, ia justru sibuk melayani ayahnya, sibuk mencoba memperoleh penerimaan dari ayahnya melalui tugas-tugas yang dikerjakannya.

Sang anak sulung percaya ia berhak memperoleh berkat ayahnya, dan dalam pikirannya ia sudah berbuat lebih baik daripada adiknya yang hina dan suka membangkang. Jadi ia merasa dirinya berhak mendapatkan lebih banyak hadiah dari ayahnya sehingga ia menjadi marah karena ia merasa adiknya diberikan lebih banyak hadiah. Dalam fakta sebenarnya, Alkitab mencatat bahwa sang ayah sudah membagi hartanya kepada dua putranya. Menurut tradisi Yahudi, sang anak sulung selalu memperoleh porsi dua kali lipat, jadi sang anak sulung sudah mendapat lebih banyak bagian!

Dengan jelas, ia salah memahami makna menjadi seorang putra. Matanya tidak memandang kebaikan ayahnya, melainkan perbuatannya sendiri. Ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya. Ia memiliki pola pikir seperti hamba, sehingga ia hanya mencoba menyenangkan ayahnya dan berhati-hati untuk tidak melanggar perintah ayahnya. Ia tidak pernah memahami hati ayahnya. Sederhana saja, ia tidak pernah memahami arti kasih karunia.

Hubungan Kasih atau Transaksi Bisnis?

Malangnya, ada banyak orang beriman saat ini seperti anak sulung itu. Alih-alih menerima kasih Bapa yang sempurna dan kasih karunia-Nya, mereka ingin bisa mengatakan bahwa mereka berhak memperoleh berkat-Nya.

Apakah menurut Anda hal ini membawa sukacita dan kesenangan kepada hati Bapa?

Bayangkan jika Anda ingin memberikan hadiah spesial bagi anak Anda sebagai ungkapan kasih sayang Anda, tetapi anak Anda menolaknya, "Tidak, aku ingin mengupayakannya. Aku akan memperolehnya dengan upayaku sendiri."

Bagaimana perasaan Anda jika anak Anda lebih suka mengupayakan untuk memperoleh kasih dan berkat Anda dengan upaya sendiri dari pada langsung menerimanya saja? Tentu ada saatnya ketika seorang anak harus "berupaya" demi mendapat sesuatu sebagai upah. Mungkin ia memperoleh hadiah karena berprestasi di sekolah atau karena memelihara kerapian kantornya. Namun saya tidak membahas tentang upah. Kalau anak Anda tidak bisa menerima upah dari Anda tanpa berusaha mengupayakannya, itu artinya hubungan Anda dengan anak Anda bagaikan sebuah transaksi bisnis.

Sedihnya, beginilah sikap beberapa orang beriman saat ini. Mereka memiliki mentalitas seperti anak sulung saat berinteraksi dengan Tuhan. Mereka tidak ingin menerima apa pun dari Bapa atas dasar kasih karunia. Bagaikan anak sulung dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, mereka ingin mengupayakannya, sehingga hubungan mereka dengan Tuhan menjadi hubungan bisnis dan transaksional. Alih-alih menikmati hubungan kasih di antara Bapa dan anak-Nya, mereka ingin kembali ke cara-cara di bawah hukum Taurat dalam Perjanjian Lama. Di bawah Perjanjian Lama, jika Anda berbuat baik, Tuhan akan memberkati Anda. Namun jika Anda berbuat salah, Anda akan dikutuk.

Ini benar-benar menyedihkan karena pada akhirnya mereka menjadi marah dan kecewa kepada Tuhan ketika mereka menyaksikan saudara mereka yang "tidak berhak" justru diberkati dengan kasih karunia Tuhan yang berlimpah. Seperti anak sulung, akhirnya mereka marah kepada Tuhan dan berkata, "Telah bertahun-tahun aku melayani Engkau dan belum pernah aku melanggar perintah-Mu, tetapi kepadaku belum pernah Engkau memberikan..."

Orang beriman yang masih tinggal di bawah selubung hukum Taurat seperti anak sulung. Mereka mendengar nyanyian dan tari-tarian, namun mereka tidak memahaminya. Mereka mendengar tentang kasih karunia Bapa, namun mereka tidak bisa memahaminya. Mereka membaca kisah perubahan hidup karena kasih karunia, namun tidak bisa menerimanya. Bagi mereka, Tuhan berkaitan dengan memelihara perintah, pelayanan, dan ketaatan. Upah diberikan atas perbuatan yang benar, namun hukuman diberikan kepada semua orang yang melanggar.

Jika Anda seperti itu, saya berdoa agar selubung hukum Taurat ini disingkirkan sehingga Anda akan mengalami kasih karunia Bapa secara pribadi dan mendalam.

Segala Kepunyaan Tuhan adalah Kepunyaan Anda

Tahukah Anda apa yang dikatakan sang ayah yang meninggalkan pesta demi mencari anak sulungnya untuk menjawab keluhannya? "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu" (Lukas 15:31).

Sahabat, itu bukan tentang kasih Anda kepada Tuhan; tetapi itu adalah kasih Bapa kepada Anda. Tuhan senantiasa menjadi inisiator. Itu selalu tentang kasih-Nya kepada Anda. Jangan menjalani hidup dengan penuh kemarahan, rasa bersalah, dan frustrasi. Datanglah ke rumah Bapa dan temukan kelegaan bagi jiwa Anda. Ini bukan tentang upaya Anda sendiri. Bapa Anda ingin Anda tahu bahwa SELURUH kepunyaan-Nya adalah kepunyaan Anda—bukan karena perbuatan Anda yang sempurna, namun karena Anda adalah putra-putri-Nya melalui karya Yesus yang paripurna.

Bapa Anda ingin Anda tahu bahwa SELURUH kepunyaan-Nya adalah kepunyaan Andabukan karena perbuatan Anda yang sempurna, namun karena Anda adalah putra-putri-Nya melalui karya Yesus yang paripurna.

Firman Tuhan dalam Roma 8:32 menyatakan, "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" Bapa bersama Yesus telah menganugerahkan segalanya bagi Anda. Yesus adalah penerimaan Anda. Ia adalah kebenaran Anda, kekudusan Anda, kecukupan Anda, dan hikmat Anda. Apa pun yang Anda perlukan dalam hidup ini, Bapa Anda telah mengaruniakan kepada Anda melalui Yesus.

Jadi pulanglah ke dalam pelukan-Nya. Pulanglah kepada kasih karunia. Datanglah dan bergabunglah dalam nyanyian dan tari-tarian!

Kuasa Kasih Bapa yang Mengubahkan

Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, ada hal menarik bahwa kedua bersaudara itu ingin memperoleh haknya. Saya rasa itu menunjukkan kepada kita bahwa kecenderungan daging menuntut hak berkat Tuhan adalah jauh lebih besar daripada kemampuan kita untuk menerima dari Dia. Kita umumnya lebih cenderung ingin berhak memperoleh kasih, penerimaan, dukungan, dan berkat daripada menerima semuanya melalui kemurahan yang tidak layak diterima.

Dibutuhkan pewahyuan kasih karunia untuk melihat kasih Bapa dan menerimanya dari-Nya. Dan firman Tuhan mengatakan bahwa dengan menerima kasih karunia dan anugerah kebenaran Tuhan, kita akan hidup dan berkuasa dalam hidup ini (baca Roma 5:17). Mungkin inilah sebabnya kita tidak melihat lebih banyak orang beriman yang berkenan dalam hidup ini. Kuncinya terletak pada bagaimana mereka memandang Bapa di surga.

Apakah Ia adalah Bapa yang keras, pemberi tugas bertangan besi atau Bapa yang pengasih dan murah hati? Apakah Anda akan membiarkan Tuhan untuk mengenakanjubah kebenaran pada Anda dan dengan kasih karunia-Nya mengenakan cincin pada jemari Anda dan sepatu pada kaki Anda? Atau apakah Anda akan bergumul sendiri untuk memperoleh kebenaran, berusaha sendiri memperoleh kecukupan Anda sendiri, dan berusaha memperoleh milik Anda melalui upaya Anda sendiri?

Kuasa untuk berkemenangan hidup ini bergantung pada keyakinan Anda tentang Tuhan.

Pendeta Prince, apakah Anda berkata bahwa segalanya itu hanya melalui kasih karunia sehingga kita bisa hidup sesukanya dengan mengabaikan Tuhan? Apakah Anda berkata bahwa kita tidak perlu melayani-Nya?

Nah, tanyakanlah diri sendiri: Ketika seseorang sungguh sungguh mengalami kasih, kemurahan hati, dan berkat Tuhan yang diterimanya, bagaimana orang itu hidup?

Luangkan waktu sdejenak untuk membayangkan diri Anda sebagai anak bungsu: Anda sudah menghambur-hamburkan kekayaan ayah Anda. Anda telah kehabisan uang dan makanan, sehingga Anda memutuskan untuk pulang karena tahu bahwa bahkan pelayan-pelayan ayah Anda memiliki makanan berlimpah. Namun saat Anda pulang, Anda tidak menerima hardikan dan hukuman serta Anda pun tidak perlu memohon padanya untuk menjadikan Anda sebagai pelayannya, ayah Anda justru menyambut Anda dengan pelukan ciuman.

Beberapa hari sebelumnya, Anda kelaparan dan bahkan menatap makanan babi. Namun kini Anda dapat mengenakan jubah bersih. Anda mengenakan cincin ayah Anda, memberikan Anda kuasa untuk membuat pembayaran atas namanya. Dan seolah itu belum cukup, ayah Anda sudah mengundang seluruh tetangga, menyembelih anak lembu pilihan, dan menyelenggarakan pesta barbekyu yang disertai nyanyian serta tari-tarian untuk menyambut kepulangan Anda.

Bayangkan bahwa semua ini terjadi kepada Anda. Anda baru saja mengalami pelukan hangat dan pengampunan dari ayah. Kini, apakah ini membuat Anda kembali ingin memberontak melawan ayah Anda dengan meninggalkan rumah dan kembali ke kandang babi, berkubang di dalam lumpur dan makan benda-benda yang tidak Anda sukai? Tentu tidak!

Ada kesalahpahaman besar bahwa orang beriman yang bergumul dan bergelimang dosa, yang mengasihi dunia ini, berbuat demikian karena mereka tidak cukup mengasihi Tuhan. Itulah yang kita dengar dari banyak pengkhotbah yang mengajak orang beriman lebih mengasihi Tuhan, berpikir kalau orang lebih mengasihi Tuhan, maka mereka tidak akan mengasihi dosa dan dunia.

Namun suatu hari Tuhan membuka mata saya terhadap alasan sesungguhnya orang beriman masih terperangkap dalam dosa dan dunia. Saya belum pernah mendengar orang lain berkhotbah tentang hal ini, jadi ini masih segar dari surga. Rasul Yohanes mengatakan, "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih dari Bapa tidak ada di dalam orang itu" (1 Yohanes 2:15). Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan bahwa itu adalah kasih akan Bapa, bukan kasih dari Bapa. Jadi orang yang mengasihi dunia dan terperangkap di dalam masalah duniawi adalah orang yang tidak mengenal atau tidak percaya terhadap kasih dari Bapa untuk mereka.

Malangnya, kita banyak mendengar khotbah tentang kasih kita untuk Bapa—"Anda harus lebih mengasihi Tuhan! Anda harus lebih mengasihi Tuhan!" Yang kita perlukan adalah khotbah tentang kasih dari Bapa. Itu tidak pernah tentang kasih kita untuk Dia, melainkan kasih-Nya untuk kita.

Sahabat, ketika orang sungguh-sungguh mengerti dan percaya pada kasih Bapa untuk mereka dan mengobarkannya di dalam hati mereka, mereka tidak perlu lagi keluar dan hidup seperti Iblis. Kasih karunia memiliki kuasa untuk mengubahkan. Jika Anda sudah merasakan dan mengecap kasih karunia dari Bapa surgawi, Anda tidak perlu lagi hidup bergelimang dosa dan hidup jauh dari pelukan Bapa.

Jika Anda sudah merasakan dan mengecap kasih karunia dari Bapa surgawi, Anda tidak perlu lagi hidup bergelimang dosa.

Hidup dalam Kasih Karunia Senantiasa

Marilah kita lanjutkan membicarakan anak bungsu. Apakah dengan menerima pengampunan dan kasih karunia dari ayahnya berarti bahwa ia takkan pernah gagal lagi? Tentu tidak. Namun setiap saat ia gagal, kini ia mengenal bahwa ia tidak perlu melarikan diri dan bersembunyi dalam ketakutan karena ia tahu hati ayahnya. Inilah maksud dari hidup dalam kasih karunia senantiasa—meskipun Anda tersandung, Anda tersandung ke atas. Anda menyadari bahwa ada kasih karunia yang baru setiap harinya, yang berlimpah-limpah untuk menyingkirkan seluruh kegagalan Anda. Ini adalah kemurahan Tuhan yang menuntun Anda kepada pertobatan (Roma 2:4).

Segelintir orang mengira bahwa pertobatan adalah menangis tersedu-sedu. Saya pernah menyaksikan orang-orang melakukannya, tetapi saat mereka pulang hidup mereka tidak berubah. Sebaliknya, saya telah menyaksikan pertobatan yang tulus ketika orang berjumpa dengan kasih karunia Tuhan melalui khotbah yang mereka dengar atau membaca buku ini, dan tidak ada kejadian dramatis. Tetapi ketika mereka kembali kepada keluarganya, Anda menyadari sesuatu dalam diri mereka sudah berubah seiring berjalannya waktu. Pikiran dan keyakinannya sudah berubah.

Ini membawa perubahan menyeluruh terhadap gaya hidup, perilaku, sikap, dan tindakan mereka saat semuanya terus tumbuh dalam kasih karunia. Kecanduan mulai lenyap dalam hidupnya. Ketakutan, keraguan, dan kegelisahan mulai sirna. Mereka mulai mengalami kemurahan hati dan kesuksesan dalam hubungan, karier, dan pelayanan. Alih-alih menginginkan makanan babi, mereka kini berpesta di meja Bapa yang berkelimpahan. Alih-alih hidup penuh kekalahan di dalam dosa, mereka kini hidup dalam kejayaan akan kasih Bapa. Itulah yang dihasilkan dari keyakinan yang benar dalam kasih Bapa.

Saya menerima kesaksian menarik dari Nathan pemuda berusia dua puluh lima tahun dari New York, yang mengisahkan terobosan yang dialaminya ketika ia mengalami kasih Bapa bagi dirinya. Ia mengenang bahwa sejak berusia empat belas tahun hidupnya telah berkutat dengan narkoba, pornografi, seks, dan kekerasan anggota geng. Karena bertumbuh dalam lingkungan semacam itu, Nathan tidak pernah berpeluang menyaksikan kehidupan yang berbeda. Ia tidak pernah menikmati masa kecil yang bahagia dan tidak pernah mengalami kasih dan penerimaan dari anggota keluarganya, yang memandang dirinya tidak lebih dari sekadar "mesin perang". Tanpa memiliki figur ayah dalam hidupnya kecuali seorang pria yang dinikahi ibunya, yang selalu memukulinya sejak ia berusia tiga tahun, Nathan bergumul dengan identitasnya, kecanduannya, dan kemarahannya.

Namun titik baliknya terjadi ketika ia menyadari bahwa Tuhan, Bapanya mengasihi dirinya. Ia menulis:

Saya mendengar salah satu khotbah Anda tentang menjadi orang terkasih Tuhan. Saya belum pernah mendengar seseorang yang berbicara tentang Yesus sebagai seseorang yang mati bagi dosa-dosa saya karena Ia sangat mengasihi saya. Saya merasa takkan ada seorang pun yang bersedia mati bagi saya kalau ia tahu perbuatan saya. Tetapi kasih yang saya rasakan saat mendengarkan khotbah itu adalah sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Saya harus lebih mengetahui lagi, jadi saya membeli buku Destined To Reign, dan firman Tuhan melalui buku Anda mengubah hidup saya... Saya telah melepaskan semua kebiasaan buruksemuanyapada masa lalu dan sudah menyerahkan diri saya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bagi saya setiap hari adalah hari yang baru, dan saya melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda pula. Saya tahu bahwa saya mempunyai Bapa di surga yang mengasihi dan menerima saya. Saya tahu bahwa Ia mendengar doa-doa saya dan takkan lamban menjawab doa-doa saya.

Saya begitu gembira karena Nathan mendapat wahyu bahwa Tuhannya tidak pernah berhenti mengasihinya, meskipun ia mengalami kegagalan. Dan hanya dengan bersandar pada kasih Bapa-nya, ia telah dibebaskan tidak hanya dari kecanduannya, tetapi juga dari kemarahan dan keraguan diri yang sudah mengikatnya selama hampir separuh hidupnya.

Dalam cara yang sama, saya berdoa agar Anda akan menerima pewahyuan bahwa saat ini Anda dikasihi oleh Bapa dan Anda berada dekat dengan hati-Nya. Bahwa Ia senantiasa mendengar doa-doa Anda dan sangat mampu serta ingin mengangkat Anda keluar dari kegelapan dan menempatkan Anda dalam kasih dan cahaya-Nya.

Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, kedua putra berada jauh dari ayah mereka, bahkan sang putra sulung yang sebenarnya tinggal bersama ayahnya.

Apakah Anda telah mengalami kasih Bapa?

Sekarang ini juga, saya ingin Anda melakukan hal berikut: pejamkan mata dan katakan, "Bapa."

Itu adalah sebuah doa. Bahkan, itulah doa terdalam dan terakrab yang dapat Anda sampaikan.

Panggillah Tuhan Bapa Anda karena Ia mengasihi Anda dan mempe dulikan Anda. Anda tidak pernah melakukan apa pun untuk membuat Dia mengasihi Anda. Dan sahabat terkasih, tiada hal yang dapat Anda perbuat, tiada hal yang sudah Anda lakukan dapat menyingkirkan kasih-Nya bagi Anda.

Panggillah Tuhan Bapa Anda karena Ia mengasihi Anda dan mempedulikan Anda.

Anda Sudah Dikasihi dan Sudah Memenuhi Syarat

Saya ingin Anda tahu saat ini bahwa sebagai anak Tuhan, Anda tidak perlu memenuhi syarat untuk memperoleh kasih-Nya dengan cara apa pun. Anda sudah menjadi anak-Nya yang terkasih. Mungkin Anda merasa Anda jauh dari-Nya, tetapi Bapa melihat Anda. Ia sedang memandang dan menunggu Anda pulang, siap berlari untuk memeluk Anda. Ia ingin mencurahkan kasih dan ciuman-Nya kepada Anda berulang-ulang.

Anda tidak perlu berusaha untuk memperoleh kasih Bapa. SEGALA kepunyaan Tuhan adalah kepunyaan Anda. Ia tidak meminta Anda melayani-Nya supaya Anda mendapat berkat-Nya. SEGALA kepunyaan-Nya sudah dianugerahkan secara cuma-cuma dan tanpa syarat kepada Anda.

Yesus mengatakan, "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapa-mu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?" (Matius 6:26). Sahabat, berhentilah berusaha. Anda adalah anak Tuhan. Anda jauh lebih berharga daripada burung pipit, dan bahkan Bapa menghitung rambut kepala Anda (baca Lukas 12:7).

Ia mengaruniakan putra satu-satu-Nya untuk mati dengan penuh penderitaan di kayu salib, supaya suatu hari Anda dapat menerima kasih-Nya.

Datanglah. Datanglah kepada Bapa. Datanglah dengan seluruh kegagalan Anda, dengan seluruh kehancuran Anda, dengan seluruh kekurangan Anda.

Datanglah seperti apa adanya. Ketika Anda menyadari bahwa Anda adalah objek kasih-Nya, saya berdoa agar apa pun yang bersifat negatif atau merusak akan disingkirkan dari hidup Anda sehingga Anda akan mengalami terobosan demi terobosan yang belum pernah Anda alami sebelumnya.

BAB 21 BERSANDAR KASIH BAPA

Dalam bab terakhir perjalanan kita menemukan kuasa keyakinan yang benar, saya ingin memberikan sebuah kebenaran sederhana yang sangat penting.

Meskipun Anda lupa hal-hal yang sudah Anda baca dalam buku ini (tentu saja, saya berdoa Anda tidak melupakannya!), ingatlah kebenaran yang akan saya sampaikan. Camkan itu. Biarkan itu mengakar dalam jiwa Anda dan menjadi tonggak dalam hidup ini. Saya berjanji bahwa Anda tidak akan sama lagi.

Anda siap? Simaklah kebenaran berikut:

Sebagai anak Tuhan, apa pun yang terjadi dalam hidup Anda. Bapa yang di surga sangat mengasihi Anda dan tidak ada hal apapun yang dapat Anda lakukan untuk dapat mengubahnya.

Apakah Anda mempercayainya saat ini?

Entah Anda mengalami saat-saat baik atau menghadapi saat-saat buruk, Anda harus tahu bahwa Abba mengasihi Anda. Tiada hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat-Nya lebih mengasihi Anda, dan tiada hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat-Nya kurang mengasihi Anda.

Tiada hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat-Nya lebih mengasihi Anda, dan tiada hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat-Nya kurang mengasihi Anda.

Bahkan—atau mungkin khususnya—ketika Anda merasa bahwa Anda telah gagal, ketahuilah bahwa Anda akan selalu menjadi biji matanya. Selalu.

Tuhan mengasihi Anda dengan kasih yang kekal (baca Yeremia 31:3). Kasih yang sama kemarin, saat ini, dan selamanya. Rasakanlah Bapa Tuhan merengkuh Anda dalam pelukan-Nya saat ini. Anda aman. Anda sangat dikasihi dan sepenuhnya diterima. Ia mengasihi Anda sebelum Anda mengenal-Nya. Kasih-Nya bagi Anda tidak berkaitan dengan apa pun perbuatan Anda kepada-Nya. Dan itulah sebabnya Anda dapat merasa aman karena Anda tahu bahwa tiada perbuatan Anda yang dapat mempengaruhi kasih-Nya yang tanpa syarat bagi Anda.

Anda tidak perlu membuktikan apa pun. Anda hanya harus bersandar. Bersandarlah dan terimalah kasih Abba kepada Anda. Biarkan hidup Anda dibangun dan mengakar dalam kasih yang begitu sempurna, sehingga tiada tantangan atau kesulitan mampu menjatuhkan Anda. Kalau Anda merasa Anda telah gagal, kini saatnya untuk Anda berpaling kepada Bapa. Dalam pelukan-Nya yang penuh kasih, Anda akan menemukan pengharapan, rasa aman, dan tempat berlindung dari badai apa pun..

Saya menyukai pendapat Rasul Paulus dalam Roma 8:35, 37-39 yang menyatakan bahwa tidak ada yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus. Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?... Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Yakinlah bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus Yesus, Tuhan kita.

Sahabat terkasih, tiada dan tak seorang pun dapat memisahkan Anda dari kasih Bapa. Sungguh luar biasa kepastian dan landasan dari janji Tuhan yang tak tergoyahkan yang diberikan-Nya kepada Anda? Tidak ada sanggahan atau penyangkalan jika kita berbicara tentang betapa besarnya kasih Bapa surgawi. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa tiada yang dapat memisahkan Anda dari kasih Bapa surgawi. Itu adalah berita dan janji yang mutlak. "Tiada" berarti tidak ada. Sebagai orang beriman, itu berarti bahwa kesalahan, kegagalan, dan dosa tidak dapat memisahkan Anda dari kasih Bapa. Haleluya!

Faktanya, justru kasih Bapa bagi Andalah yang memberi Anda kuasa untuk mengalahkan setiap kesalahan, kegagalan, dan dosa dalam hidup ini. Alkitab mengatakannya sebagai berikut: "Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia" (Roma 6:14). Artinya, semakin Anda mengalami kasih dan kasih karunia Bapa surgawi, semakin Anda akan mengasihi-Nya dan Anda akan membenci dosa.

Justru kasih Bapa bagi Andalah yang memberi Anda kuasa untuk mengalahkan setiap kesalahan, kegagalan, dan dosa dalam hidup ini.

Seperti banyak kesaksian yang sudah kita baca melalui buku ini, Anda akan mendapati kecanduan yang merusak diri akan lenyap dari hidup Anda. The New Living Translation menerjemahkan Kitab Roma 6:14 sebagai berikut: "Dosa tidak lagi berkuasa atas kamu, karena kamu tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat. Justru, kamu hidup di bawah kebebasan kasih karunia Tuhan." Tidakkah itu indah? Saat ini Anda hidup di bawah kebebasan kasih karunia Tuhan yang luar biasa—kemurahan Tuhan yang tidak layak diterima. Kasih karunia menganugerahkan Anda kebebasan. Kebebasan dari kekurangan, dari ketakutan, dari kecanduan, dari siksaan rasa bersalah, dan dari setiap kutukan serta dosa!

Mengetahui Nilai Anda Membawa Perbedaan

Tahukah Anda bahwa musuh tidak berdaya atas orang-orang yang menyadari bahwa Bapa mengasihi mereka? Andai saja Adam dan Hawa meyakini kasih Tuhan kepada mereka, Iblis tidak akan berhasil dalam mencobai mereka. Malangnya, mereka memercayai dusta yang disampaikan oleh si ular dengan menggambarkan Tuhan sebagai Tuhan yang pelit dan egois, seolah-olah Tuhan menyembunyikan sesuatu yang baik dari mereka.

Itulah sebabnya saya ingin Anda tertanam di dalam kasih Bapa. Anda takkan tergoyahkan. Anda takkan memiliki keinginan untuk menyentuh hal-hal tertentu, pergi ke tempat tertentu, atau berhubungan dengan orang-orang tertentu. Anda akan menjauhkan diri pengaruh negatif karena Anda percaya pada hati Bapa untuk Anda dan yakin bahwa Ia hanya menginginkan yang terbaik bagi Anda. Anda dapat hidup tenang, menyadari bahwa Ia selalu memperhatikan Anda untuk melindungi Anda dari bahaya.

Tanamkan diri Anda di dalam kasih Bapa. Anda takkan tergoyahkan.

Saya sudah melihat bahwa anak-anak yang percaya pada kasih Bapa mampu menolak berbagai macam godaan. Ini karena kekosongan dalam hidupnya telah terisi. Mereka tidak perlu melakukan apa pun untuk mendapatkan pengakuan dari teman-temannya ketika mereka dapat menemukan rasa aman, identitas, dan pengakuan dalam kasih orang tuanya dan, yang terpenting, dalam kasih Bapa.

Dengan cara yang sama, ketika kita percaya pada kasih Bapa bagi kita, kita akan memiliki kuasa untuk menolak godaan. Saat Anda menerima pewahyuan betapa bernilainya dan betapa Anda telah dibenarkan di dalam Kristus, akan menjadi semakin mudah bagi Anda untuk berkata tidak pada dosa.

Perkenankan saya mengilustrasikan hal ini. Kalau Anda mengenakan kaus putih yang indah, akankah Anda ingin bermain di dalam lumpur? Tentu tidak! Mengapa? Karena Anda sadar bahwa kaus putih Anda tidak sesuai dengan lumpur. Sama halnya ketika Anda menyadari identitas kebenaran Anda di dalam Kristus, akankah Anda ingin berkubang dalam dosa? Kebenarannya adalah, semakin Anda sadar akan kebenaran dan semakin Anda sadar betapa bernilainya Anda di dalam Kristus, semakin Anda akan tahu bahwa identitas kebenaran Anda di dalam Kristus tidak sesuai dengan dosa—dan semakin Anda akan mengalami kuasa menolak godaan.

Anda Dikasihi dan Berkenan kepada Tuhan

Matius 3:16-17 menyatakan ketika Yesus dibaptis di Sungai Yordan, firman Tuhan mencatat saat Yesus keluar dari air, "langit terbuka dan Ia melihat Roh Tuhan seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan'."

Saya menyukai cara Alkitab menjelaskan bagaimana langit terbuka untuk Yesus, Saya percaya bahwa setiap kali khotbah mengenai Yesus disampaikan, langit terbuka untuk-Nya. Artinya, ketika kita mendengar khotbah-khotbah tentang Yesus, kita sungguh berdiri di bawah langit yang terbuka sehingga seluruh berkat, kemurahan hati, dan kebaikan Tuhan turun kepada kita. 

Dalam Matius 4:3, setelah pembaptisan Yesus, Roh Kudus membimbing-Nya ke padang gurun, dan Iblis datang untuk mencobai-Nya serta berkata jika Yesus Anak Tuhan, Yesus harus memerintahkan agar batu-batu itu menjadi roti.

Beberapa tahun silam saat saya tengah mempelajari hal ini, Tuhan membuka mata saya dan menunjukkan bahwa Iblis tidak menyebutkan kata "yang terkasih". Beberapa saat sebelumnya, Bapa Tuhan telah menegaskan Yesus sebagai Anak-Nya yang terkasih di Sungai Yordan. Namun, ketika Iblis datang untuk mencobai Yesus, ia tidak menyebutkan kata "yang terkasih" dan hanya berkata, "Jika Engkau Anak Tuhan..."

Tuhan mengungkapkan kepada saya bahwa kalau Anda diingatkan bahwa Anda adalah putra/putri Bapa yang terkasih, Anda takkan pernah bisa berhasil dicobai! Iblis pun tahu hal ini, dan itulah sebabnya ia tidak menyebutkan kata "yang terkasih" ketika ia berbicara kepada Yesus. Ia adalah kebenaran yang penuh kuasa!

Jadi setiap saat Anda dicobai, ingatkan diri Anda, "Aku adalah anak Tuhan yang terkasih, dan Bapaku mengasihiku." Tiada godaan mampu menang terhadap Anda ketika Anda bersandar pada kasih Bapa.

Tiada godaan mampu menang terhadap Anda ketika Anda bersandar pada kasih Bapa.

Saya ingin mengatakan sesuatu dengan singkat kepada seluruh ayah yang membaca ini: adalah dukungan seorang ayah memampukan seorang anak untuk meraih keberhasilan. Karena itu, ketika Anda mengucapkan kata-kata dukungan dan pengakuan kepada anak Anda, Anda memampukan mereka untuk meraih kesuksesan. Mereka akan berani menghadapi setiap tantangan dan akan meraih kemenangan dalam hidup ini.

Perhatikan jawaban Yesus. Ia tidak perlu membuktikan kepada Iblis bahwa Ia adalah Anak Tuhan. Karena identitasnya sebagai Putra Tuhan yang terkasih, Yesus menjawab dalam Matius 4:4 bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan.

Ketika saya mempelajari ayat ini, Tuhan berkata kepada saya: "Pelajarilah firman yang keluar dari mulut Tuhan. Ini adalah firman yang Aku ingin umat-Ku pegang dalam hidup mereka."

Apakah Anda ingat firman Bapa yang diucapkan-Nya di Sungai Yordan? Itu benar, Ia mengatakan:

"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.

Saya ingin mendorong Anda untuk membuat ini sebagai pernyataan pribadi Anda merenungkannya setiap hari! Itulah cara Bapa memandang Anda saat ini. Ia memandang Anda dalam Kristus, dan di dalam Kristus Anda adalah anak-Nya yang terkasih dan berharga, yang kepadanya Ia berkenan. Letakkan tangan pada dada Anda dan dengarkan Bapa di surga mengatakan firman ini kepada Anda:

"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadamulah Aku berkenan."

Maukah Anda mempercayainya dengan segenap hati Anda saat ini?

Kalau Anda tengah bergumul untuk mengalahkan kelainan atau kecanduan, pejamkan mata dan dengarkan Bapa Anda berkata, "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadamulah Aku berkenan." Setiap saat Anda merasa takut, setiap saat Anda dikuasai oleh kekhawatiran, kemarahan, atau depresi, dengarkan Bapa berkata kepada Anda, "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadamulah Aku berkenan."

Walaupun di tengah kegagalan apa pun yang mungkin Anda alami, Anda adalah anak-Nya yang terkasih, dan Ia berkenan dengan Anda karena Anda berada di dalam Kristus.

Teruslah mendengarkan dan mengulanginya sampai Anda menemukan kelegaan, damai sejahtera, dan sukacita yang melimpah dalam hati Anda. Jika Anda merasa ingin menangis di hadirat-Nya, menangislah. Ia tahu apa yang sedang Anda alami dan Ia mengerti—dengan cara yang tidak dipahami manusia—kesengsaraan, luka, penderitaan, dan kehilangan yang tengah Anda alami.

Anda Diterima di dalam Dia yang Dikasihi-Nya

Tetapi Pendeta Prince, saya tidak melakukan apa pun untuk membuat diri saya berkenan kepada Tuhan!

Yesus juga demikian. Tuhan menyebut Yesus sebagai Anak-Nya yang terkasih dan berkata bahwa Ia berkenan sebelum Yesus melakukan mukjizat atau memulai pelayanan-Nya kepada Bapa. Anda perhatikan, Yesus berkenan kepada Bapa-Nya bukan karena perbuatan Yesus, melainkan karena diri Yesus. Apakah Anda memahaminya? Jika tidak, bacalah kembali kalimat terakhir.

Yesus tidak perlu melakukan apa pun atau menyelesaikan apa pun sebelum Ia dianggap sebagai yang terkasih dan berkenan kepada Bapa. Kabar baik bagi saya dan Anda saat ini adalah bahwa Bapa di surga telah "mengaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi Nya," dan "di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:6-7).

Ini berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus. Saat Anda menerima Dia di dalam hidup Anda, Tuhan Bapa kita membuat kita diterima di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

Kita tahu bahwa kata "yang dikasihi" di sini merujuk kepada Yesus. Jadi mengapa Tuhan tidak mengatakan, "diterima di dalam Yesus Kristus"?

Itu karena Tuhan ingin Anda menyadari bahwa Anda kini menjadi bagian keluarga-Nya dan Anda dikasihi-Nya sama seperti Tuhan mengasihi Yesus. Terlebih lagi, kata accepted (diterima) dalam bahasa Yunani yang asli adalah suatu kata yang jauh lebih kaya daripada terjemahan bahasa Inggris. Dalam bahasa Yunani, itu disebut charitoo, yang berarti "dikaruniai".' Kata ini hanya digunakan satu kali dalam Alkitab, ketika malaikat Gabriel menampakkan dirinya kepada Maria dan berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai [charitoo], Tuhan menyertai engkau" (Lukas 1:28).

Jadi saya dan Anda tidak hanya diterima di dalam Dia yang dikasihi-Nya, yang sangat fantastis, namun kita lebih dikaruniai di dalam Yesus Kristus. Bahkan, sarjana Yunani Thayer berkata bahwa charitoo juga bermakna kita dikelilingi oleh kemurahan hati. Itulah sebabnya di gereja saya, senang untuk memproklamirkan dan memberitakan bahwa kita dikaruniai, sangat diberkati, dan sangat dikasihi. Itu adalah suatu deklarasi dan peringatan yang penting bahwa Anda tidak sendirian dan dibiarkan sendiri dalam menjalani kehidupan ini. Anda mempunyai Bapa di surga yang mengasihi, melindungi, dan mengawasi Anda dan semua orang yang Anda kasihi.

Anda mempunyai Bapa di surga yang mengasihi, melindungi, dan mengawasi Anda dan semua orang yang Anda kasihi.

Kasih-Nya Membawa Perubahan

Saya menyukai kisah ucapan syukur sepenuh hati dari Gina, yang tinggal di Maryland. Simaklah bagaimana Gina diubah oleh kasih Bapa:

Pendeta Prince yang terkasih,

Saya sudah menjadi orang Kristen selama hampir tiga puluh empat tahun. Sejak mengenal pengajaran-pengajaran Anda, saya merasa bagaikan terbebas dari penjara legalisme Kristen, peraturan, dan daftar hal yang harus saya perbuat untuk membuat Tuhan membantu dan memberkati saya, yang telah saya rasakan selama tiga puluh empat tahun ini.

Sebelum mendengar Injil Kasih Karunia, saya merasa ingin menyerah menjadi orang Kristen. Ya, saya masih percaya bahwa saya akan masuk surga, tapi rasanya sulit sekali. Bahkan tidak saya pernah berdoa lagi karena saya merasa saya memiliki begitu banyak masalah sehingga saya tidak mungkin dapat berdoa dengan benar, jadi mengapa harus bersusah-susah? Saya tidak suka membaca Alkitab karena bagi saya membaca Alkitab hanya mengingatkan seluruh perbuatan saya yang salah dan perbuatan yang harus saya lakukan kalau saya menginginkan pertolongan Tuhan.

Namun kini saya menyukai firman Tuhan karena saya memandangnya sebagai surat cinta dari Tuhan daripada sekadar buku peraturan yang sulit saya jalani. Saya pun senang mendengarkan khotbah Anda dan merasa bagaikan mendapat makanan yang sehat setelah menghabiskan tiga puluh empat tahun makan junk food. Saya menyimak khotbah-khotbah Anda berulang kali. Saya mendapati diri menghabiskan lebih banyak waktu membaca firman Tuhan karena itu sesungguhnya adalah KABAR BAIK yang saya dengarkan. mengetahui banyak tentang Tuhan yang nyata.

Untuk pertama kali dalam hidup saya, anak-anak saya berusia dua puluh tahun, TERTARIK kepada Tuhan juga. Kami semua membaca Destined to Reign dan terus mendengarkan ajaran-ajaran pelayanan Anda. Belum lama ini saya memikirkan tentang Tuhan yang kini saya kenal sebagai Abba Bapa, dan saya merasa dipenuhi dengan kasih-Nya bagi saya. Saya         mulai mengatakan, "Aku meengaasihi Engkau." Tiba-tiba saya  menyadari bahwa tiga kata tadi tidaklah cukup untuk mengungkapkan kasih yang saya rasakan kepada-Nya. Tiga kata tadi tidak cukup. Kadang saya merasa hati saya akan meledak karena kasih yang saya rasakan untuk Dia karena akhirnya saya percaya Ia merasakan hal yang sama tentangsaya!

Lebih dari itu, hal-hal yang saya coba untuk hilangkan selama BERTAHUN-TAHUN kini mulai memudar ketika saya bersandar kepada kepada Tuhan mengetahui bahwa Ia akan terus mengasihi saya apa pun yang terjadi Siapa sangka bahwa TIDAK mencoba berbuat "baik" akan membawa perubahan hati kemudian mengubah saya dari luar pula? Saya baru menyadari bahwa sesungguhnya semua ini telah tersedia bagi saya.

Saya sangat Bahagia sekarang. Ya, saya masih memiliki tantangan saya sendiri, tetapi segalanya tampak berbeda saat Anda tahu bahwa Tuhan tidak hanya MAMPU menyelesaikan, namun Ia AKAN menyelesaikannya ketika Anda bersandar dan membiarkan Dia menjadi Bapa dalam hidup Anda.

Saya sangat berterima kasih untuk pelayanan Anda dan ketaatan Anda kepada Tuhan membawa firman Tuhan yang mengubah kehidupan kami, putra-putri-Nya. Saya telah diubahkan, dan saya menceritakan kepada semua orang tentang Injil Kasih Karunia yang Anda khotbahkan. Tuhan begitu luar biasa, dan saya menantikan tujuh puluh tahun berikutnya dalam hidup ini dengan melangkah di dalam kasih karunia-Nya dan membaginya bersama orang lain.

Tidakkah Anda senang membaca tentang bagaimana hidup seseorang berubah dan ditransformasikan ketika mereka mengalami kasih Bapa? Saya menyukai kisah yang disampaikan Gina tentang bagaimana ia kini mengenal Tuhan sebagai Abba Bapa-nya. Tidakkah mengherankan bahwa Anda sudah menjadi orang Kristen selama lebih dari tiga dasawarsa, tetapi Anda belum mendapatkan kesempatan untuk mengalami kasih Bapa? Saya sangat bersyukur dan bahagia karena Tuhan memberikan kehormatan dan kesempatan bagi saya untuk mengungkapkan tentang Bapa kepada perempuan ini bersama keluarganya. Saya berdoa agar Anda pun akan mengalami apa yang telah dialaminya. Dalam suratnya, kasih dan sukacita memenuhi Gina, dan saya merasa begitu berbahagia menyaksikan keluarganya dijamah oleh Bapa surgawi.

Percayalah akan kasih Bapa untuk Anda. Pandanglah kasih karunia Nya. Datanglah ke dalam takhta kasih karunia-Nya dan terimalah pertolongan-Nya saat Anda memerlukannya. Dalam ucapan syukurnya, Gina mengisahkan bahwa ada hal-hal yang ingin dihentikan selama BERTAHUN-TAHUN, namun dirinya tidak mampu. Tetapi, saat ia mulai menemukan jaminan dalam kasih Abba Bapa dan mendapat pewahyuan bahwa Tuhan akan tetap mengasihinya apa pun yang terjadi, maka perubahan dengan sendirinya terjadi di dalam dirinya.

Percayalah akan kasih Bapa untuk Anda dan terimalah pertolongan-Nya saat Anda memerlukannya.

Ketika Anda melihat dan percaya bahwa kasih Bapa bersinar atas diri Anda, kegelapan mulai berangsur sirna. Depresi berangsur sirna. Gangguan makan (eating disorder) berangsur sirna. Pikiran ingin bunuh diri berangsur sirna. Ketakutan berangsur sirna. Kecanduan yang merusak iri berangsur sirna. Semakin Anda meletakkan diri di bawah kasih karunia-Nya, dosa semakin tidak akan berkuasa atas Anda. Cobaan tidak akan berkuasa atas Anda Ketika Anda dipenuhi dengan kasih, dukungan, kemurahan hati, dan penerimaan Bapa. Seluruh kebebasan ini dapat menjadi milik Anda Ketika Anda sungguh memercayai bahwa:

Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadamulah Aku berkenan.

Berikut adalah doa saya untuk Anda, Sahabat. Saya berdoa agar Anda akan mulai memahami dan memercayai betapa besarnya, luasnya dan dalamnya kasih Bapa yang tanpa syarat bagi Anda. Bersandarlah dalam kasih Bapa untuk Anda dan bukan pada kasih Anda untuk Dia. Dan kiranya Anda mengalami kemenangan atas setiap ketakutan, setiap rasa bersalah, dan setiap kecanduan dalam hidup Anda.

Comments

Popular posts from this blog

EYW2L&H

THE POWER OF RIGHT BELIEVING

Datang ke Meja

BAGIAN SATU

BAGIAN EMPAT

DESTINED TO REIGN WEBLOG

BAGIAN TIGA

BAGIAN ENAM

Bukan Rencana Diet Lainnya

Tak Satu pun yang Lemah, Tak Satu pun yang Sakit